Tetap Berkibar Meski Pandemi Tak Kunjung Usai

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Pandemi covid-19 telah merusak berbagai tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mulai dari sektor pariwisata yang ditutup hingga akses transportasi yang dibatasi. Ibadah yang terkendala hingga pendidikan yang dipaksa melakukan pembelajaran jarak jauh.

Kegiatan sosial budaya tergerus, ekonomi dan politik pun ikut terpengaruh. New Normal yang digaungkan masih jauh dari kata tuntas, seiring dengan semakin meningkatnya angka positif covid-19 yang terkonfirmasi mencapai 125.396 orang per 9 Agustus 2020.

Mau tak mau, pemerintah harus menyesuaikan dengan keadaan. Protokol Kesehatan terus dikontrol, physical distancing pun selalu digemakan. Rakyat Indonesia sadar bahwa pandemi masih belum berlalu, meski 17 Agustus telah dekat untuk memerdekakan bangsa dari jerat benalu.

Ada yang berbeda dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini. Jauh-jauh hari pemerintah telah menggaungkan untuk meniadakan perayaan yang bisa menimbulkan keramaian. Pihak kepolisian pun rasanya enggan memberikan izin kegiatan yang berpotensi menjadi klaster baru penularan virus.

Maka usahlah kita berharap dapat menyaksikan kembali gegap gempita peringatan hari kemerdekaan. Tak akan ada pawai akbar menyambut detik-detik proklamasi yang diproklamasikan Soekarno dan Hatta 75 tahun silam. Pun demikian rasanya mustahil menemukan hingar-bingar perayaan di setiap penjuru kota hingga pelosok perdesaan.

Bila tahun-tahun sebelumnya dengan mudahnya kita menjumpai para pemuda dan bapak-bapak yang bermandikan oli memanjat pohon pinang, antusiasnya anak-anak berpacu dengan waktu menghabiskan kerupuk yang kokoh terikat, ataukah kaum ibu yang amat girang usai memenangkan adu tarik tambang meski bersimbah keringat. Maka tahun ini semua itu sulit ditemukan.

Jika masa-masa yang lewat terdapat beragam pawai pakaian adat menghiasi jalanan, parade drumband membuncah, hingga pelajar berkostum putih abu-abu sampai putih merah tak ingin kalah. Maka pemandangan itu harus disimpan rapat untuk kembali disaksikan.

Kita kecewa, pasti. Kita marah pada keadaan, pun tak salah. Tapi sungguh tak ada yang menginginkan hal demikian. Pemerintah sudah melakukan hal terbaik, para pakar pun telah berupaya maksimal. Tim medis berjuang sekuat tenaga, tampil sebagai garda terdepan memerangi covid-19 ini. Hingga sudah sewajarnya kita sebagai warga negara yang baik ikut serta mendukung dengan tetap menjalani anjuran yang ada.

Sila ketiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia harus tetap dijaga. Upaya memberikan yang terbaik pada bangsa meski harus terpisah oleh jarak, waktu dan keadaan.

Bendera Merah Putih harus tetap berkibar, meski upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI tak lagi bisa dilihat. Perjuangan meraih puncak kejayaan harus tetap diusung meski tak ada lagi pohon pinang yang bisa dipanjat untuk menggapai hadiah langsung. Karena lomba makan kerupuk, Tarik tambang, dan lomba baris berbaris hanyalah simbol bahwa kemerdekaan yang diraih bukanlah hadiah gratis pemberian penjajah, melainkan usaha keras dan gigih dari pahlawan yang rela berkorban demi kemerdekaan bangsa.

Kita boleh jadi dicap sebagai pengkhianat bila hanya diam terpaku saat negara membutuhkan. Kita juga dapat dikatakan generasi gagal kalau hanya apatis tanpa melakukan apapun dalam mengisi kemerdekaan.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam merayakan kemerdekaan meski hanya di rumah saja. Misalnya produktif menghasilkan gagasan pemikiran, menciptakan inovasi baru dalam berbagai profesi dan keahlian hingga tak ragu menebarkan pesan positif pada khayalak ramai tentang makna kemerdekaan. Kaum pelajar dapat giat belajar, dan seniman bisa menciptakan karya seni dari rumah. Dapat pula dengan giat membantu sesama, mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar RI yang menginginkan adanya masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Kita dapat pula berperan aktif dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dan damai. Semisal bergotong royong membersihkan pekarangan rumah dan lingkungan ataukah penggalangan dana untuk masyarakat lain yang membutuhkan. Bisa pula dengan menggalakkan program cinta produk negeri, yang secara tidak langsung telah menanamkan jiwa nasionalis dan patriotik dalam diri.

Benar kata Soekarno puluhan tahun silam, bahwa tugas kita saat ini lebih berat dibandingkan dengan tugas dalam merebut kemerdekaan. Ada tanah yang mesti diolah, air yang harus dijaga. Keanekaragaman budaya yang harus dilestarikan, dan kemajuan global yang mestinya kita gapai untuk Indonesia yang gemilang.

Akhir kata, bahwa pandemi ini sejatinya tak boleh membuat kita menyerah. Tetapi berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik, dan tak lupa untuk berserah pada Tuhan Yang Maha Esa. Mari kita Bersatu menyelematkan bangsa, untuk Indonesia yang lebih sejahtera.

Merdeka

Penulis: Yoza Fitriadi
FB: @Yoza Fitriadi
Ig: @yozafitriadi
Youtube: @Yoza Fitriadi

12 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Dorong Kontribusi Program Swasembada Pangan

Oleh: Puteri Mahesa Widjaya*) Indonesia memasuki babak baru dalam upaya mewujudkan kemandirian pangannasional melalui langkah-langkah progresif yang digerakkan oleh Badan PengelolaInvestasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini tampil sebagai simboltransformasi pengelolaan aset negara yang bukan hanya efisien secara ekonomi, tetapijuga berpihak pada kebutuhan strategis bangsa. Dengan visi kuat dan strategi terukur, Danantara membuktikan diri sebagai motor penggerak utama program swasembadapangan. Langkah-langkahnya mencerminkan optimisme masa depan, di mana kekuatandomestik diolah menjadi sumber daya nasional yang berdaulat. Danantara hadir bukansekadar sebagai pengelola investasi, tetapi sebagai garda depan perubahan yang membawa harapan besar bagi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Komitmen Danantara terhadap program swasembada pangan mendapat apresiasi dariberbagai pihak, termasuk legislatif. Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyampaikan harapan besar agar Danantara dapat menjadi pemimpin dalam penguatan kedaulatanpangan nasional. Ia menegaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas kelembagaanuntuk mengonsolidasikan aset-aset negara, termasuk lahan dan alat produksi yang belum terkelola secara maksimal. Menurutnya, banyak aset tanah milik negara, baikyang dikelola BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara, Perhutani, maupun ID Food, yang dapat diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini menjadipenguat arah kebijakan Danantara dalam memanfaatkan kekuatan domestik gunamemenuhi kebutuhan strategis bangsa. Salah satu fokus utama Danantara dalam mewujudkan swasembada pangan adalahkonsolidasi aset-aset negara berupa lahan produktif. Melalui identifikasi dan pemetaanulang terhadap lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, Danantara mengambil langkah proaktif untuk menjadikannya sebagai basis produksipangan. Lahan milik negara yang berada di bawah pengelolaan berbagai BUMN kinidiarahkan untuk mendukung pertanian strategis, termasuk komoditas pangan pokokyang selama ini menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hal ini sejalan dengan visijangka panjang pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai sumber dayaberkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Danantara juga mengedepankan revitalisasi pabrik dan alat produksiyang tersebar di berbagai wilayah. Dengan menghidupkan kembali fasilitas produksimilik negara, Danantara membangun fondasi industri pangan yang kuat dan efisien. Pabrik-pabrik yang telah dipulihkan akan difungsikan kembali sebagai pusat pengolahanhasil pertanian, gudang logistik, maupun sebagai pusat distribusi bahan pokok. Langkahini akan mempercepat rantai pasok, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkandaya jangkau pangan ke seluruh penjuru nusantara. Dukungan Danantara terhadap ketahanan pangan juga ditunjukkan melalui konsolidasisektor pupuk. Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwadalam rencana kerja tahun 2025, industri pupuk menjadi salah satu prioritas utama. Konsolidasi ini mencakup pembangunan dan perbaikan pabrik, serta penyederhanaanproses bisnis agar produksi lebih efisien. Menurutnya, strategi ini bertujuan menurunkanbiaya produksi pupuk dan memastikan ketersediaannya bagi petani di seluruh wilayahIndonesia. Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa Danantara tidak hanya fokuspada aspek korporasi, tetapi juga pada pelayanan terhadap kepentingan publik secaraluas. Dony juga menjabarkan bahwa Danantara telah menetapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Ketiga pilar ini menjadi fondasidalam optimalisasi sembilan sektor strategis BUMN, termasuk sektor pangan, pupuk, kawasan industri, dan hilirisasi komoditas. Program kerja ini mencerminkan keseriusanDanantara dalam membentuk sistem industri nasional yang tangguh dan efisien, dengan tujuan akhir mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk memastikan keberlanjutan seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga menekankanpentingnya penguatan tata kelola kelembagaan, termasuk di bidang manajemen risiko, legalitas aset, sumber daya manusia, dan keuangan. Pendekatan ini menunjukkanbahwa transformasi yang dilakukan Danantara bukan semata-mata pada sisi fisik atauaset, tetapi juga menyangkut reformasi manajerial yang menyeluruh. Dalam konteks ini, Danantara hadir sebagai wajah baru dari pengelolaan investasi negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Langkah-langkah strategis Danantara juga didukung dengan kolaborasi lintas sektor, baik dengan kementerian teknis, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha dankomunitas lokal. Kemitraan yang inklusif ini menjadi kekuatan penting dalammempercepat implementasi program swasembada pangan secara merata di berbagaiwilayah Indonesia. Dengan memperkuat sinergi, Danantara memastikan bahwa setiapelemen dalam rantai nilai pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi, dapatberfungsi optimal. Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran Danantara menjadi representasi daritekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Pengelolaan aset negara yang diarahkanuntuk kebutuhan rakyat merupakan bentuk nyata dari ekonomi berdaulat. Melaluilangkah-langkah konkret yang dilakukan saat ini, Danantara tidak hanya memperkuatsektor pangan, tetapi juga meneguhkan peran strategis BUMN sebagai instrumenpembangunan nasional yang relevan dan berdampak langsung. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif yang tinggi, Danantara diyakini akanmenjadi lokomotif baru dalam mewujudkan swasembada pangan yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan, dan Danantara berada di garda depan perjuangan ini, membawa harapan, solusi, danmasa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. *Penulis merupakan Jurnalis Ekonomi dan Investasi
- Advertisement -

Baca berita yang ini