Peran Pemuda Untuk Bangsa

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Keberhasilan suatu negara dapat dilihat dari kualitas pemuda bangsanya, karena pemuda memiliki peran yang besar terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Ketika memasuki pendidikan perguruan tinggi, mahasiswa mulai diperkenalkan dengan 4 peran fungsi mahasiswa yaitu sebagai agent of change, moral force, iron stock dan social control. Kemudian sekarang ditambah satu poin penting yaitu sebagai guardian value atau penjaga nilai-nilai luhur yang harus selalu dilindungi seperti toleransi, empati, gotong royong, kejujuran serta keadilan yang harus ditegakkan.

Proses pendidikan bukan semata-mata menekankan pada aspek akademis, kecerdasan otak atau kemampuan intelegensi saja. Namun, harus mencakup pula kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Melalui pendidikan karakter maka diharapkan pemuda mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan mengimplementasi nilai-nilai karakter dalam perilaku sehari-hari.

Sepuluh tahun lalu ketika saya menjalani peran sebagai mahasiswa, berbagai unit kegiatan mahasiswa dan organisasi kampus dapat bebas dipilih dan diikuti di sela-sela kuliah. Awalnya memang terlintas pertanyaan untuk apa melakukan kegiatan lain selain belajar saat kuliah karena bagaimana pun, hanya nilai akademis baik yang menjadi tolok ukur agar dikategorikan sebagai mahasiswa pandai. Tetapi anggapan tersebut ditepis oleh banyaknya manfaat yang dapat dirasakan setelah mengikuti kegiatan tersebut.

Rentang usia saat menjadi mahasiswa di perguruan tinggi umumnya adalah ketika pemuda mengawali pola pikir atau mindset kritis dan mendekati idealis semasa hidupnya. Pemikiran bersih yang belum tercampur dengan kepentingan politik atau golongan tertentu tapi dalam kondisi tersebut dirasa sangat rentan untuk mudah menerima doktrin dari beberapa aliran pemahaman radikal. Tergantung pribadi masing-masing dalam mengolah ilmu dan informasi yang diperoleh agar tidak merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

Di kampus tertentu, pihak birokrasi akan menyelenggarakan berbagai macam pelatihan, kuliah umum, dan seminar. Diantara pelatihan yang saya ikuti adalah pelatihan LKMM atau Latihan Keterampilan Menejemen Mahasiswa yang terdiri dari LKMM Pra-Tingkat Dasar, Tingkat Dasar, Tingkat Menengah dan Tingkat Lanjut. Keempatnya memiliki topik dan materi berbeda tapi dangan satu tujuan yang sama yaitu agar mahasiswa mampu mengembangkan kemampuannya untuk berpikir secara ilmiah dalam praktek berorganisasi dan untuk meningkatkan kesadaran akan bangsa dan bela negara serta cinta Tanah Air.

Selain pelatihan untuk pengembangan kemampuan manajerial, ada pula program kreativitas mahasiswa yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Dikti untuk menyalurkan potensi yang dimiliki kepada masyarakat luas. Program ini terdiri dari berbagai bentuk seperti penelitian, pengabdian masyarakat, kewirausahaan dan inovasi teknologi.

Sebenarnya pemerintah dan negara telah memberi banyak fasilitas untuk pemuda mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan bakat masing-masing. Bersedia keluar dari zona nyaman dan tidak mengotak-ngotakkan golongan tertentu untuk menjujung tinggi toleransi didukung dengan kualitas kemampuan diri tentunya akan melahirkan banyak pemuda hebat yang dapat berperan besar atas kemajuan bangsa ini.

Jika masih bertanya kapan Indonesia akan menjadi negara maju? Jawabannya bisa sepuluh tahun ke depan atau bahkan lima tahun kemudian. Ketika kita semua mulai bergerak dan berperan aktif membangun bangsa, khususnya generasi muda, kita lupakan semua kebiasaan buruk lama kita dan kita terapkan kebiasaan baru yang lebih bermanfaat tentu Indonesia dapat bangkit lebih cepat dan menjadi negara maju.

Tanah air yang kita tinggali, negara yang memberi kita identitas menjadi pribumi, Nusantara yang memberi kita nafkah dan liang lahat yang akan mendekap dalam lelap ribuan tahun lamanya adalah negeri tercinta, Indonesia. Jadi, jika kita hanya menumpang tanpa memberikan kontribusi adalah sebuah perumpamaan seperti kita menyewa tempat tinggal tapi tidak mau membayar.

Dimulai dari hal-hal kecil yang dapat mengubah pola pikir, kita kembalikan norma dan nilai yang ada dalam budaya bangsa, kita patuhi semua peraturan yang ada, dan peduli terhadap permasalahan realitas yang terjadi di masyarakat, menganggapnya menjadi tugas dan sebagai kewajiban generasi muda untuk menyelesaikannya.

Zaman memang berbeda, globalisasi sudah mendunia, teknologi semakin maju dan mendekati sempurna. Namun, masih ada hal lain yang perlu kita jaga bersama yaitu norma dan nilai budaya, agama, serta bangsa agar kualitas moral tidak semakin terkikis hingga melenyapkan adat ketimuran di Indonesia.

Penulis: Dianita Devi Putri

@vinnidianita

1 KOMENTAR

  1. Tulisan yang sangat menginspirasi,bahasa lugas,dan tepat mewakili kondisi saat ini, menggugah kembali semangat kaum milenial yang tengah terbuai dalam mimpi indah yang tak nyata.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini