Peran Kaum Milenial dalam Mendongkrak Perekonomian di Masa Pandemi

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Para pembaca mungkin sudah acap kali mendengar istilah ’milenial’. Istilah populer yang menunjukkan kelompok anak muda.

Mereka itu adalah ”Kawula muda, Pak!” jawab salah seorang siswa kepada penulis. Ya, benar kawula muda, tetapi berapa rentang usianya? Nah, bagian ini yang sering kurang jelas rinciannya.

Siapakah kaum milenial?

Istilah ’milenial’ pertama kali muncul oleh Neil Howe dan William Strauss pada 1991. Dalam buku yang berjudul Generations, kedua peneliti tersebut mengatakan bahwa kaum milenial adalah kelompok penduduk yang lahir dalam rentang kurun masa 1982–2004. Jadi, kaum milenial sekarang ini adalah kelompok yang berusia 18–40 tahun.

Angka ini dari lonjakan angka kelahiran setelah 1983 dan berakhir seiring dengan perubahan politik-sosial yang terjadi pascaperistiwa 11 September 2001.

Pada dasarnya, generasi milenial ini merupakan generasi yang menguasai teknologi. Pasalnya, mereka ini tumbuh kembang pada saat teknologi berkembang pesat. Hidup mereka ini telah terintegrasi dengan teknologi. Dalam kesehariannya, mereka tak bisa berpisah dari ponsel cerdas (smartphone) miliknya.

Kajian dalam Statistika Gender Tematik: Profil Generasi Milenial Indonesia memberikan penjelasan. Ketika memasuki dunia kerja, generasi milenial ini berpotensi besar untuk menduduki sejumlah jabatan penting dalam perusahaan/institusi.

Salah satu ciri menonjol dari generasi milenial adalah: mereka sering menggunakan media elektronik dan teknologi digital untuk berkomunikasi.
Di samping itu, mereka ini merupakan generasi yang kreatif, informatif, produktif, dan memiliki passion di bidangnya, Mereka menyukai tantangan-tantangan baru yang bisa membuat mereka makin maju, Dalam meniti jenjang karier.

Jika perbandingannya dengan generasi sebelumnya, yakni generasi X, generasi milenial ini lebih akrab dalam menggunakan ponsel cerdas untuk mengakses portal pendidikan. Mengirimkan pesan singkat, dan berbelanja serta memesan sarana transportasi secara daring.

Peran dalam perekonomian

Survei Sea Group pada 2019, menyatakan bahwa jenis pekerjaan yang sangat populer di kalangan kawula muda Indonesia adalah wirausaha (entrepreneur). Karenanya, peran mereka sangatlah penting untuk memajukan perekonomian Indonesia. Kewirausahaan merupakan kesempatan untuk menciptakan bisnis baru. Sekaligus membuka lapangan kerja, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.

Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang berusia 20–40 tahun pada tahun 2020 itu berjumlah 83 juta jiwa. Atau 34% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 271 juta jiwa.

Generasi milenial yang berjumlah besar ini sangat menjadi agen perubahan (agent of change). Pemikiran mereka yang kreatif dan inovatif, plus dengan ide-ide yang segar, akan mampu mendorong terjadinya transformasi bagi dunia ini–khususnya di bidang ekonomi–ke arah yang lebih baik.

Potensi besar para kawula muda sudah lama menjadi pemikiran Presiden Soekarno sejak awal masa kemerdekaan. Petikan narasi pidatonya yang berbunyi Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia, menegaskan pentingnya peran generasi milenial. Bagi kemajuan negara Republik Indonesia.

Tantangan bagi kawula muda yang dahulu bersifat antikolonialisme, sekarang berubah menjadi kompetisi global. Seteru generasi muda sekarang ini bukan lagi penjajah yang bersenjata. Melainkan kelemahan daya saing melawan kecepatan arus perubahan zaman.

Sekarang bukan lagi zaman untuk menjadi ’pesuruh’ bagi para pengusaha di luar negeri, melainkan menjadi wirausaha di negeri sendiri. Sekaranglah saatnya generasi milenial menebarkan semangat optimisme. Bukan ujaran kebencian yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Bahkan, dalam pidatonya di Kabupaten Badung, Bali, pada tahun 2017, Presiden Joko Widodo menyerukan agar semua kalangan bersiap menghadapi perubahan, karena generasi milenial inilah yang bakal memberikan pengaruh besar di tatanan pasar, ekonomi, dan politik.
Kehadiran pandemi Covid-19 merupakan bencana bagi setiap sektor kehidupan yang tak pernah diperkirakan sebelumnya. Akan tetapi, di balik bencana selalu terdapat hikmah. Di saat seperti ini, peran generasi milenial sangat penting, karena generasi ini yang menguasai penggunaan teknologi digital yang bisa mencegah terjadinya kontak langsung dan kerumunan yang berpotensi menularkan virus.

Menurut hemat penulis, pandemi Covid-19 dapat dijadikan titik balik bagi dunia bisnis untuk mengambil langkah revolusioner, yakni mengadopsi teknologi untuk memastikan keberlangsungan operasional perusahaan. Masa pandemi juga dapat dijadikan momentum untuk mendorong proses transformasi digital secara lebih cepat.

Selaku pribadi yang bergerak di bidang pendidikan–dengan usia yang tidak muda lagi–penulis ikut berusaha mengakrabkan para siswa untuk menggunakan gawai dan internet dalam pendidikan di masa pandemi. Dengan demikian, mereka sudah terdidik untuk ’berkawan’ dengan perangkat teknologi digital sejak usia dini, sehingga setelah dewasa nanti, mereka siap menjadi pelaku bisnis yang mumpuni, sesuai dengan laju perkembangan zaman.

Musibah pandemi Covid-19 ternyata memiliki hikmah bagi perusahaan untuk mengubah cara berbisnis dan berinteraksi dengan konsumen melalui cara baru. Di sinilah kaum milenial dapat berperan dengan porsi yang lebih besar.

Fenomena ini sangat perlu digarisbawahi dan mendapat perhatian khusus dari semua pihak, baik pemerintah maupun swasta, karena ekonomi dan bisnis merupakan bagian yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Tak syak lagi, generasi milenial yang menguasai teknologi, sangat penting peranannya dalam memulihkan ekonomi dan bisnis di masa pandemi dan pascapandemi.

Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia pada tahun 2020 untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan ASEAN. Nilai transaksi e-commerce diperkirakan mencapai 130 milar dollar AS, atau sekitar 1.700 triliun rupiah. Sebuah angka yang bukan main besarnya!
Target ini dicanangkan mengingat dari tahun ke tahun nilai e-commrce Indonesia itu semakin meningkat. Pada tahun 2013 nilainya mencapai 8 miliar dollar AS, sedangkan pada tahun 2016 nilainya mencapai 16 miliar dollar AS, atau sekitar 261 triliun rupiah.

Semangat optimisme makin terpancar, mengingat separuh dari kaum milenial Indonesia telah kecanduan internet. Angka statistik menunjukkan, bahwa mereka ini mengakses internet melalui ponsel cerdas (89,2%), komputer jinjing pribadi (6,9%), komputer kantor (1,7%), komputer di rumah (1,4%), dan lainnya (0,8%).

Kebangkitan UMKM

Salah satu bagian penting dalam kewirausahaan di Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam hal ini, kaum milenial dapat menjadi motor penggerak agar UMKM bisa ’naik kelas’. Penguasaan teknologi digital adalah kunci penggerakny. Sehingga bisnis rakyat kecil itu tetap dapat berjalan dengan baik meskipun berada dalam masa pandemi.

Data BPS menunjukkan adanya peningkatan transaksi secara daring sebesar 480% selama 7 bulan masa pandemi. Sebuah peningkatan yang sangat signifikan.

Perlu diketahui bahwa potensi besar ini baru terkait dengan 8 juta pelaku UMKM (kira-kira 13%) dari total 64 juta pelaku. Tentunya, peningkatan angka akan lebih menggembirakan lagi jika seluruh pelaku UMKM telah melakukan transaksi bisnis secara daring. Dalam hal ini, kaum mileneal dapat menjadi agen perubahan bagi para pelaku UMKM melalui transformasi teknologi digital.

Kemajuan UMKM dalam penerapan teknologi digital akan mengangkat citra produk-produk nasional. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak hanya sekadar menjadi pasar bagi produk buatan luar negeri. Ujung-ujungnya, hal ini dapat menghemat devisa negara.

Menyadari pentingnya peran kaum milenial dalam bisnis UMKM, pemerintah juga berusaha melakukan reformasi struktural untuk kemajuan bisnis UMKM. Antara lain melalui pemberlakuan Undang-Undang Cipta Kerja.
Melalui Undang-Undang Cipta Kerja ini, pelaku usaha mikro kecil dapat membuka usaha baru dengan prosedur yang sederhana. Secara pribadi, penulis percaya bahwa jalinan kerja sama yang baik antara kaum milenial dan pelaku UMKM akan memajukan perekonomian rakyat. Pada gilirannya akan ikut meningkatkan perekonomian bangsa secara keseluruhan.

Kiranya kebangkitan UMKM di masa pandemi melalui generasi milenial sebagai motor penggerak, merupakan indikator kebangkitan ekonomi secara nasional. Pandemi tak perlu membuat roda perekonomian berhenti, tetapi justru melahirkan inovasi baru dalam teknik pemasaran.
Peran generasi milenial dalam UMKM selama pandemi, akan membuat ekonomi pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat!

Penulis: Budianto Sutrisno

9 KOMENTAR

  1. Dunia digital sebagai salah satu faktor penggerak ekonomi Indonesia berada di tangan milenial. Artikel ini membuka pikiran kaum milenial untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa melalui teknologi digital untuk memajukan bisnis yang sudah ada dan membuka peluang bisnis baru

  2. Ulasan yang sangat menarik dan masuk akal. Memang pandemi tidak menyurutkan semangat generasi milenial. Saya yang lahir di tahun 1989, adalah salah satu generasi yang cukup beruntung karena masih bisa bersinggungan dengan generasi millenial yang lahir di tahun 90an. Dari kesamaan konteks dan masa kecil, saya kira betul yang dituangkan oleh penulis, bahwa generasi muda adalah tonggak sejarah kemudian hari. Maju terus pantang mundur. Kita akan mengguncang dunia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini