Nyala Pijar Kebangkitan untuk Indonesia Jaya

Baca Juga

MATA INDONESIA, – “Ada siswa yang sakit, tengah isolasi mandiri. Ada pula yang terkendala sinyal, kuota habis bahkan tak punya gawai android. Yang lain tampaknya jenuh dengan belajar daring.”

Ragaku terpaku mendengarnya. Jawaban atas hilangnya separuh siswa dalam pembelajaran awal sekolah. Hingga pertanyaan besar itu tiba.

“Pak, kapan pandemi Covid-19 di negeri tercinta kita ini akan berakhir?”

***

Ya, kapan pandemi covid-19 ini usai? Tak ada yang bisa menjawab pasti. Menteri kesehatan, gubernur hingga presiden bingung. Dokter spesialis, pakar penyakit menular hingga WHO pun tak bisa menjamin. Semua sepakat bahwa covid-19 ini adalah masalah global. Tak mudah untuk mendeteksi kehadiran beragam varian terbaru meski vaksin berhasil ditemukan.

Pandemi yang bermula dari virus bernama Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 di kota Wuhan akhir tahun 2019 lalu dengan cepatnya merambat ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Jumlah terpapar Covid-19 yang terdata per tanggal 8 Agustus 2021 terkonfirmasi sebanyak 3.666.331 jiwa, dengan 107.096 diantaranya meninggal dunia.

Berbagai kebijakanpun dilakukan oleh pemerintah dan yang terbaru adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level 4 yang telah berulang kali berganti nama dan diperpanjang untuk ke sekian kalinya. Imbas nyata terlihat. Ekonomi masyarakat kian sulit saat pendapatan makin terjepit. Bandara ditutup, lintas perbatasan pun disekat. Kegiatan keagamaan, budaya, olahraga dilarang. Termasuk pembelajaran sekolah dan kerja pekantoran yang harus bersifat daring, di rumah saja alias tanpa tatap muka.

Pemerintah kian dilematis, antara menyelamatkan perekonomian Negara ataukah menurunkan angka positif penularan yang kian merajarela. Hal ini terlihat dari suasana suram yang sempat terjadi di akhir bulan Juli 2021 lalu. Tatkala jumlah harian positif covid-19 menembus angka di atas 50.000 jiwa. Keterisian tempat tidur rumah sakit yang mencapai 90 persen dengan hampir setiap saat terdengar mobil ambulans membawa jenazah untuk dimakamkan yang kian mencekam.

Pertanyaan siswa tadi kembali datang. Kapan pandemi Covid-19 di negeri tercinta kita ini akan berakhir? Kapankah Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan ini?

Ini hanyalah pertanyaan yang sama dipendam oleh dua ratus juta lebih penduduk Indonesia. Kebetulan disampaikan oleh salah seorang siswa tempat penulis mengajar. Bukan di hiruk pikuk metropolitan, bukan pula kota besar dengan segudang fasilitas dan sorot kamera media. Hanya sekolah biasa di Curup, kota kecil di pesisir pulau Sumatera dengan ibukota provinsinya bernama Bengkulu.

Tapi tetap saja semua merasakan hal yang sama. Mulai jenuh dengan keadaan, khawatir dengan pandemi yang belum juga usai. “Pandemi pasti berlalu, wabah covid-19 ini juga pasti akan sirna. Indonesia pasti akan bangkit dengan sendirinya. Satu syaratnya.”

Murid-muridku terdiam saat itu. Tampak fokus di layar komputer dari apllikasi pembelajaran jarak jauh bertajuk zoom.

“Syaratnya adalah kita semua mau berkontribusi untuk lekas pulih dengan nyala pijar menuju Indonesia maju nan jaya.”

Itulah jawaban yang kuberikan. Cukup realistis tanpa hendak mengumbar janji dengan tanggal pasti, tapi tak juga hendak memadamkan api semangat yang justru akan meninggalkan luka di hati. Ya, asalkan masyarakat Indonesia punya tekad kuat, maka kebangkitan negeri ini akan segera terlihat.

Hal yang paling fundamental adalah menaikkan moril masyarakat. Berita-berita di televisi ataukah media online yang hanya menampakkan pergerakan angka positif covid-19, ketatnya penjagaan perbatasan lintas provinsi saat PPKM level 4, ataukah menipisnya stok oksigen rumah sakit justru kian menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran masyarakat. Alangkah baiknya bila hal tersebut berbarengan dengan semangat, edukasi dan ajakan humanis untuk menaikkan mental yang sedang di bawah. Dan sudah seharusnya media sosial berperan ekstra dalam menyemai benih semangat yang menggelora. Bukannya menyebarkan berita hoaks yang memperkeruh keadaan, bukan pula mengambil kesempatan dengan melakukan manuver menuju tahun politik 2024.

Selain itu, tatkala perekenomian masyarakat sedang terpuruk, maka sebuah langkah jitu pemerintah dengan memberikan bantuan sosial berwujud subsidi upah, sembako ataukah bansos lain yang tentunya sangat membantu. Harapan kita tentu saja bansos ini tepat guna, tak ada lagi penyelewengan seperti kasus yang menimpa mantan Menteri Sosial yang sengaja berpesta saat rakyat menderita. Dan di sinilah batin penulis bergetar, tatkala bantuan pribadi masyarakat kian marak terlihat. Donasi kemanusiaan terhimpun, bantuan langsung untuk masyarakat terdampak datang dari berbagai latar belakang donatur. Sekali lagi terbukti, bahwa sila kedua Pancasila yakni Kemanusian yang Adil dan Beradab beserta sila ketiganya berwujud Persatuan Indonesia bukanlah sekedar filosofi belaka.

Ya, kepedulian pada sesama di saat zaman serba susah adalah sebuah kewajaran. Penulis teringat akan quotes yang Najwa Shihab dalam sebuah acara talkshow nya. “Buat apa ijazah menumpuk. Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau hanya untuk memperkaya diri sendiri dan sanak famili.” Inilah saatnya untuk menunjukkan sisi kemanusian, tanpa perlu memandang warna kulit putih dan hitam ataukah melihat apakah dia berkalung salib ataukah berkerdung panjang.

Indonesia akan bangkit dari pendemi ini juga akan tampak ketika masyarakat patuh dengan anjuran pemerintah. Penerapan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker dan mencegah kerumunan adalah hal yang sudah harus biasa tanpa perlu melihat ada atau tidaknya razia petugas. Termasuk himbauan vaksin yang seharusnya menjadi kabar gembira masyarakat sebagai langkah nyata mencegah penularan virus corona hingga herd immunity atau kekebalan kelompok tercapai. Sebuah pencapaian besar tatkala lebih dari lima puluh juta jiwa atau hampir seperempat total sasaran vaksinasi dosis pertama covid-19 di Indonesia hingga tanggal 8 Agustus 2021 telah tercapai.

Beberapa hari yang lalu, masyarakat Indonesia boleh berbangga hati tatkala bendera Merah Putih berkibar megah di ajang Olimpiade Tokyo 2020 cabang bulutangkis. Kado bagi bangsa Indonesia yang tak lama lagi akan merayakan hari ulang tahun kemerdekaan yang ke-76. Sesuai dengan tema utama di logo peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia yaitu Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh yang mendeskipsikan nilai-nilai ketangguhan, semangat pantang menyerah untuk terus maju bersama dalam menempuh jalan penuh tantangan, agar dapat mencapai masa depan yang lebih baik.

Sehingga kebangkitan Indonesia tinggal menunggu waktu akan tercapai dengan kontribusi nyata tiap warga untuk kemajuan bangsa. Pandemi masih belum usai, hingga kita tak boleh abai. Ya, tugas kita adalah berusaha untuk kemudian berserah pada Yang Maha Kuasa, bukan menyerah pada keadaan atau menunggu datangnya keajaiban belaka. Tatkala pandemi ini usai, kita akan tersenyum karena ujian baru saja terlewatkan.

Salam dari Bengkulu untuk Indonesia Jaya.

Penulis: Yoza Fitriadi

Facebook : Yoza Fitriadi
Instagram : @yozafitriadi
Youtube : Yoza Fitriadi

67 KOMENTAR

    • Semoga indonesia segera pulih dari pandemi ini..menjadi lebih baik dari sebelumnya.Semangat jangan putus asa dan pantang menyerah..marilah saling merangkul bersama menghadapi ujian ini dg sabar dan ikhlas di iringi dg ikhtiar serta doa..tetap terus berkarya.amiiin

  1. semoga di usia yang baru indonesia bisa lebih demokratis lagi, bisa mengatasi wabah yang sedang dialami dunia, dan yang pasti harus bisa bangkit dari krisis ini

  2. Keren sensei?

    Suatu saat Indonesia akan bangkit, bangkit dari belenggu virus mematikan ini. Siapa yang tahu, suatu saat pasti ada keajaiban, menunggu dan berdo’a.
    Semoga di usia Indonesia yang ke-76 ini menjadi awal yang baru untuk Indonesia mengalami perubahan ??

  3. Masa masa yg berat bagi kehidupan kita di saat pandemi skrng ini,membawa kesedihan dan kesulitan bagi semua orng..Tapi yakinlh semuanya akan berakhir, dgn saling menguatkan dan bersatu padu bersama sma kita pasti bisa mengatasinya,semangattt??

  4. Baarakallahu fikum Syaikh, semoga lancar dalam karya² tulisnya ?? dan lekas membaik untuk negriku, agar pendidikan di negri ini tertata kembali,????

  5. Merdeka Tanpa Paksa Bebas Tanpa Beban Bergerak Tanpa Batas. Optimal Dalam Bertindak, Adil Dalam Kebijakan. Bersuara Tanpa Batas. Hidup Indonesiaku, Tanah Lahir Ku Tumpah Darah Ku.

  6. MaasyaaAllaah tabaarakallaah,
    Yuk kita sama berdoa untuk negeri kita ??

    “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Q.S Al-baqarah:126)

  7. Ketika harapan terlihat tidak ada Sama sekali, Maka teruslah berjuang??, Ini adalah masa-masa sulit.?
    Saat kita keluar bersama, kita akan memiliki dunia yang lebih baik dan hati yang lebih bersih….Semangat Untuk Kita Semua Semoga Pandemi Segera Berakhir???

  8. “Bukannya menyebarkan berita hoaks yang memperkeruh keadaan, bukan pula mengambil kesempatan dengan melakukan manuver menuju tahun politik 2024.”

    Benar sekali, Indonesia tidak membutuhkan kecemasan pun kekhawatiran, karena Indonesia membutuhkan kobaran semangat yang jauh lebih kuat. Jangan terprovokaso terhadap hal atau berita yang belum tentu benarnya, jadilah probadi yang mampu memilah dan berpikir terhadap apa yang di beritakan, didengar, dan disampaikan. Bila terlihat banyak pribadi yang memperkeruh suasana, maka kita harus jadi slaah satu pribadi yang mendamaikan suasana.

    Semoga Indonesiaku,kamu, dan kita semua lekas membaik.

  9. Bukannya menyebarkan berita hoaks yang memperkeruh keadaan, bukan pula mengambil kesempatan dengan melakukan manuver menuju tahun politik 2024.

    Benar sekali, Indonesia tidak membutuhkan kecemasan pun kekhawatiran, karena Indonesia membutuhkan kobaran semangat yang jauh lebih kuat. Jangan terprovokasi terhadap hal atau berita yang belum tentu benarnya, jadilah pribadi yang mampu memilah dan berpikir terhadap apa yang di beritakan, didengar, dan disampaikan. Bila terlihat banyak pribadi yang memperkeruh suasana, maka kita harus jadi slaah satu pribadi yang mendamaikan suasana.

    Semoga Indonesiaku,kamu, dan kita semua lekas membaik.

  10. Luar biasa.. Tetap semangat walaupun kita dalam keadaan yg tidak baik ini, yakin dan percayalah pandemi ini akan segera berakhir.. Merdekaaa ! !

    Semangat berkarya sensei?

  11. Maa syaa allaah, tabaarakllah.
    Semoga segera pulih indonesiaku, lekas lah membaik, agar ibadah dan rumah allah ramai seperti sedia kala, pelajar dapat belajar dengan semestinya, pedagang kaki lima bisa tersenyum karena bebas dari tekanan pemerintah. Dan kita semua bebas bergerak tanpa batas. 🙂

    Congratulations sensei (yoza fitriadi) sukses selalu dalam karya dan semoga bisa memotivasi semua orang. Aamiin allahumma aammiin ^^

  12. すごい せんぱい , terus bekarya, artikel ini menjadi inspirasi buat qt
    semoga covid ini secepatnya berakhir , Indonesia Merdeka

  13. Wabah atau pagebluk ini mungkin adalah kesekian kalinya di dunia ini. Tidak bisa mengelak tetapi harus dihadapi bersama dengan mengikuti semua prosedur yang telah disepakati. Mungkin saja dan seandainya semua komponen mendukung semua kegiatan tersebut, maka kondisi bisa lebih baik lagi. Tetapi, sekali lagi jika semua komponen terpenuhi. Namun sayangnya, sistem Indonesia seperti berlarian kesana kemari dengan rasa kebingungan dan ketidakmengertian.

    Hallo, Kak Yoza..
    Waah artikelnya sangat bagus sekali 🙂
    Nice to read this article..

  14. Artikelnya menggambarkan curahan hati anak bangsa pada saat ini … Dimana wlpun terkena pandemi covid 19 tp di satu kita bisa mengukir sejarah… Kita tidak boleh menyerah dengan keadaan ini terus bangkit berjuang bersama2 … Semangat..
    Good job artikelnya @yoza fitriadi semoga bisa terus menginspirasi … Mantap ???

  15. kita warga masyarakat harus, wajib dan kudu patuh prokes untuk menjaga kesehatan bersama,, selamat goresanmu penuh makna dan mengedukasi buanget ? camko ha kecek orang Bengkulu om

  16. Luar biasa suattu maha dan anugerah terindah ketika kita selalu saling mengingatkan.dan trs berdoa utk semua..mari kita renungi dan seraya bermunajat agar kita umat nya..selalu ingt akn Allah dan kematian. Barakhllh ??

  17. Menginspirasi sekali kak Yoza…
    Ya, pada kondisi yang nyata, ini benar adanya. Kemudian pada praktiknya, untuk menghadapi pandemi ini kita hanya perlu taat prokes saja. Selanjutnya, aktifitas daring ini membuat aktifitas K.B.M. di dunia pendidikan terus berlangsung meskipun masih dirasa agak sulit apabila dibandingkan dengan tatap muka di sekolah…???

  18. Sangat mencerminkan keadaan pembelajaran siswa di masa pandemi seperti sekarang ini.disaat jarak menjadi pembatas untuk bergerak, disaat waktu sekolah adalah hal yang sangat penting bagi perkembangan karakter bangsa.membentuk karakter bangsa tidak cukup hanya menggunakan gawai saja, perlu adanya sinergi baru dari pemerintah untuk meningkatkan semangat pembelajaran ditengah dilema. sesuai dengan kampanye merdeka belajar yang dicanangkan oleh bapak Nadiem Makarim selaku Mendikbud RI.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini