Merdeka Tapi Masih Dijajah

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Berawal mula dari Wuhan China lalu merambah ke segala penjuru dunia, kini wabah Virus Corona terus mengepakkan sayapnya hingga ke seluruh pelosok negeri di Indonesia.

Segala aktivitas menjadi lumpuh. Kota pun sepi seketika. Rasanya seakan tak berpenghuni. Orang-orang diminta untuk Stay at home. Termasuk saya harus bersembunyi dibalik tembok kos-kosan ibu kota. Hari-hari kuhabiskan di kos-kosan. Bosan rasanya. Mungkin sangat menyenangkan bagi orang lain, karena bisa punya banyak waktu bersama keluarganya, tapi tidak bagiku. Sebab saya harus kehilangan pekerjaan yang baru saja kudapatkan. Sebagai seorang perantau dari ujung perbatasan negara Indonesia-Timor Leste, saya terpaksa harus berhemat-hemat untuk bisa bertahan hidup di jantung ibu kota.

Hari pun terus berganti hari, bulan pun berganti bulan. kini tinggal hitungan hari lagi Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan yang ke-75. Namun, butuh kerja keras untuk bisa merasakan “kemerdekaan” dari pandemi Virus Corona atau COVID-19. Kita memang sudah merdeka, namun rasanya seakan masih dijajah. Iya. kita sedang dijajah oleh musuh kita yang tak kelihatan saat ini. Dia adalah Virus Corona.

Untuk benar-benar merdeka, kita harus bersama-sama berjuang untuk melawan wabah ini. Kita tidak bisa menaruh harapan kepada satu atau dua orang saja, tapi kita harus sama-sama memerangi COVID-19 ini. Saya, kamu,dia dan mereka, kita tak pernah menyangka bahwa 17an tahun ini harus seperti ini. Kita terpaksa harus turut merayakannya dari rumah aja. Kita tak bisa mengelak dari kedaan ini. Mau tidak mau harus dihadapi. Siap tidak siap harus dilawan. Mari kita bergandengan tangan untuk mengusir pergi Virus Corona dari negeri kita tercinta ini.

Merdeka Indonesiaku ! Sekali Merdeka Tetap Merdeka!

Penulis:  Petrus Febriyanto Nana

Ig: @febriyan472

7 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini