Kepahlawanan Jaka dan Skuternya

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Skuter peninggalan dari almarhum kakek dan ayahnya ia sulap menjadi perpustakaan buku. Jaka, sosok anak muda itu berkeliling dengan skuternya ke persawahan perkampungan. Ia menghampiri anak-anak yang bermain, baik layangan dan bermain lumpur di aliran pematang sawah.

Sesekali anak-anak menagih es teh gratis yang ia jajakan di skuternya karena sudah membaca buku. Es pun diracik dan diberikan gratis kepada anak-anak disana. Meski keuntungan dari berjualannya sangat tipis yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari dan membeli bahan baku jualan untuk keesokannya. Sempat kutanya saat berjumpa, apa maksud tujuannya melakukan hal tersebut, Apakah sok–sok-an atau belagak menjadi pahlawan?

Ia menjawab, ”Bukan sok jadi pahlawan, melainkan hanya ingin mereka bisa baca saja,” ujarnya singkat.

Di kampungnya banyak sekali anak-anak yang putus sekolah. Hal ini karena para orang tua yang masih mengganggap pendidikan tidak terlalu penting. Dan juga keterbatasan biaya.

Aktifitas yang ia lakoni di saat usia semuda dia, rasanya sangat jarang ada. Anak milenial yang mau peduli sebegitunya. Rela berkorban. Bukan hanya rela akan materi yang telah dikeluarkan namun juga kesabaran dalam mengajari anak anak membaca dan berhitung terus menerus. Membuatku geleng-geleng saat melihatnya.

Mungkin karena sambil jualan, dia bisa mau ngajari anak-anak itu. Namun setelah kupikir pikir kalau aku jadi dia, rasanya nggak mungkin bisa sesabar itu. Belum lagi mengumpulkan buku bacaan. Harus pas sesuai dengan usia mereka.

Jaka pernah bilang, walau buku bekas harganya lumayan. Hal itu kenapa koleksi bacaan di perpustakaan kelilingnya masih belum banyak. Jumlahnya masih puluhan. Walau tergolong cukup untuk menjadi bahan bacaan buat anak-anak di kampungnya. Aku yang melihatnya, terkadang ingin membantunya. Itu kanapa terkadang aku juga ikut meminta minta di media sosial buat menjaring dan menerima donasi buku bekas. Setelah terkumpul lalu kuberikan ke dia. Hanya hal inilah bantuan yang mampu kuberikan kepadanya.

Papan tulis yang sengaja ia bawa, sengaja ditulis untuk menu jualan sambil promosi. Tulisanya “baca buku dulu baru dapat es gratis”. Cara ini sangat ampuh menarik perhatian anak anak dari yang tidak mau membaca.  Jadi walau ada yang pura-pura baca, alasan mereka melakukan hal itu , ya karena belum bisa baca. Pegang-pegang buku biar terlihat membaca, supaya dikasih es gratis.

Aku jadi ikut bangga, menonton anak-anak itu berkumpul dan membaca buku. Suara  ejaan membaca terdengar samar namun serentak. Jadi pengen nangis melihatnya.  Terharu. Hari itu pun usai, karena sudah sore, anak-anak harus pulang, mandi dan berkumpul dengan keluarganya. Jaka seperti biasanya masih di pematang sawah seakan sedang menikmati beban hidupnya yang terasa lega karena bersyukur.

Hari baru pun di mulai, menjajakan dagangan es sembari menggalakkan aksi gemar membaca buku di skuter miliknya. Berbuntut perjuangan ekstra. Bukan tidak ada hambatan dalam menunggangi besi tua sebagai kuda penggerak aksi. Terkadang skuternya mogok, biasa lah skuter tua.

Ada cerita yang menantang ketika hal itu terjadi. Jaka pernah dipalak oleh preman kampung yang kurang suka dengan apa yang telah ia perbuat dikampung itu. Padahal kan berbuat yang baik, masih aja ada orang yang tidak suka.

Jika teman–teman ingin melihat aksi Jaka dengan perpustakaan keliling dan dagangan es tehnya bersama adik adik di kampung bisa datang ke kawasan Dusun 7 Desa Mekro, Kec. Sunggal, Kabupaten deli serdang, Provinsi Sumatera Utara. Silahkan saksikan dan melihat langsung aksi Jaka yang menurut saya layak menjadi pahlawan.

Penulis: Hary Irawan

Instagram : obrolanorangbiasa

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini