Auto Ngeri, 18 Bom Ini yang Ledakkan Gudang Senjata Brimob Srondol Pagi Tadi

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Terjawab sudah mengapa gudang senjata di Mako Brimob Srondol, Semarang terbakar dan meledak. Penyebabnya adalah 18 mortir dan bom sisa Perang Dunia II yang rentan udara panas seperti musim kemarau saat ini.

“Bom-bom sisa peninggalan perang dunia itu adalah bom-bom cukup tua kemudian memiliki tingkat sensitivitas cukup tinggi, bisa dipicu udara yang panas, itu bisa menjadi salah satu pemicu terjadi ledakan,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Sabtu 14 September 2019.

Menurut Dedi, tim penjinak bom (Jibom) dari Pasukan Gegana Korps Brimob Polri sudah terbang ke Semarang, Jateng, untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tim Jibom akan melakukan sterilisasi.

Jika masih ditemukan bahan peledak yang berbahaya akan dilakukan disposal demi keamanan masyarakat.

Akibat ledakan itu, belasan rumah di sekitar area Mako Brimob mengalami kerusakan. Satu orang yakni Komandan Batalyon Gegana Brimob Srondol mengalami luka akibat pecahan kaca bangunan di Mako Brimob tersebut.

Mortir dan bom yang meledak itu antara lain terdiri dari;

– 6 mortir besar berukuran 120 cm dengan diamter 60 cm
– 3 mortir sedang ukuran panjang 75 cm dengan diameter 80 cm
– 8 mortir kecil ukuran 30 cm dengan diameter 25 cm
– 1 bom ranjau ukuran 55 cm dan diameter 80 cm

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini