Parah, Rakyat Kuba Mulai Antre dan Berebut Bahan Bakar

Baca Juga

MINEWS.ID, HAVANA – Krisis bahan bakar mulai terjadi di Kuba. Dalam cuaca yang sangat panas di Havana, ibu kota Kuba, ratusan masyarakat Kuba antre untuk mendapatkan bahan bakar di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar. Solar sudah beberapa hari ini langka. Kendaraan mulai terlihat jarang. Angkutan umum milik pemerintah pun menjadi rebutan orang.

Dikutip dari Reuters, Kelangkaan itu, menurut pemerintah Kuba, merupakan dampak dari sanksi Amerika Serikat (AS) yang mulai mengancam. “Saya menunggu sampai tiga jam untuk mendapat bus ke rumah kemarin,” kata seorang warga, Eloisa Alvarez.

Petugas kepolisian pun menyetop para pegawai yang menggunakan kendaraan dinas untuk meminta mereka menjemput pegawai lainnya agar menggunakan kendaraan bersama. Cara tersebut dilakukan setelah adanya imbauan dari Presiden Miguel Diaz-Canel untuk membentuk solidaritas pada masa krisis saat ini sekaligus agar bisa menghemat pemakaian bahan bakar.

Pada Rabu (11/9), Diaz-Canel berbicara di stasiun televisi mengenai masa sulit yang akan dihadapi Kuba akibat upaya AS memblokade pengiriman bahan bakar ke negara itu, sehingga ketersediaan solar akan berkurang bulan ini.

Ia juga menyebut bahwa pemerintah telah menyetujui serangkaian perhitungan untuk menjamin pelayanan dasar. Beberapa investasi energi akan ditunda, sebagian pelayanan bus dan kereta juga akan dibatalkan, dan sebagian karyawan bisa bekerja dari rumah.

Bagaimanapun, Diaz-Canel meyakinkan, krisis tersebut hanya akan terjadi sementara karena pengiriman bahan bakar untuk bulan Oktober sudah terjamin. “Kondisi transportasi semakin memburuk walaupun pemerintah menyebut ini hanya sementara. Saya pun harus memakai sepeda lagi,” kata seorang warga, Alexei Perez Recio.

Pemerintah kembali meyakinkan masyarakat bahwa krisis itu tidak akan menjadi seperti masa-masa suram dahulu karena kini kegiatan ekonomi sudah beragam, pariwisata dan investasi asing sudah dibuka, bahkan negara juga mengembangkan industri minyak sendiri.

Namun keadaan saat ini tetap menjadi tanda memburuknya kondisi ekonomi Kuba. Pemerintah mulai menjatah energi sejak beberapa tahun lalu akibat penolakan pengiriman minyak bersubsidi dari sesama negara komunis, Venezuela.

Penjatahan dilakukan dengan memangkas penggunaan lampu penerangan jalan dan penggunaan listrik di lembaga pemerintah.

Pemerintah AS di bawah Donald Trump yang memperketat embargo yang sudah berjalan selama puluhan tahun hanya memperparah kondisi ekonomi Kuba.

Sanksi terbaru yang diterapkan oleh AS terhadap perusahaan minyak negara Venezuela PDVSA pada Januari lalu juga membuat Kuba kesulitan mendapat kiriman minyak dari Venezuela.

Perusahaan gabungan Kuba dan Venezuela, Transalba, yang mengoperasikan kapal untuk rute antara kedua negara juga mengalami kesulitan mencari kru kapal.

Berita Terbaru

Pemenang Pilkada Wajib Bangun Kebersamaan dan Rajut Persatuan

Jakarta - Pasca gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, pemimpin daerah yang terpilih diharapkan mampu menjadi perekat masyarakat yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini