Yuk Cobain Tepung Pisang Hijau, Superfood yang Lagi Tren di India

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di India, tepung pisang hijau sedang populer. Bahan makanan ini menjadi alternatif pengganti tepung terigu.

Sejumlah ahli gizi bahkan menyebutnya sebagai superfood baru di tahun 2022.

Istilah superfood merupakan rujukan bagi makanan yang punya nilai gizi lebih tinggi daripada makanan biasa.

Tepung ini terbuat dari pisang mentah. Biasanya cara membuat tepung ini mengeringkan pisang ini, kemudian mengeringkannya dan menghaluskannya menjadi tepung. Bahan makanan ini bisa terbuat dengan atau tanpa kulit pisangnya yang masih hijau. Untuk tepung pisang hijau yang terbuat bersama kulitnya, akan lebih nikmat karena membuat masakan menjadi gurih.

Bahan makanan ini juga memiliki nutrisi yang terbilang padat. Mengandung karbohidrat kompleks, tinggi serat, potasium, mineral, magnesium, vitamin dan rendah lemak. Karena kaya akan mineral sehingga bagus untuk wanita selama masa hamil atau pascahamil dan bisa mengobati kondisi diabetes ataupun obesitas.

Di India, popularitas tepung pisang hijau melonjak setelah Perdana Menteri India Narendra Modi mempromosikan bahan pangan tersebut di program radio bulanannya Mann Ki Baat (Pemikiran Batin) pada Juli 2021.

Sejak itu, media sosial banjir oleh para penggemar resep masakan. Karena mudah emmbuatnya sehingga muncul berbagai aneka menu mulai dari brownies hingga zucchini fritters.

Beberapa hotel dan restoran di India sudah menggunakan tepung pisang ini ke menu mereka. Mulai hidangan gurih sampai manis. Hidangan pembuka sampai penutup. Penggunaan tepung ini juga sedikit karena permintaan tamu untuk makanan bebas gluten atau ramah diabetes. Hotel dan restoran di India pun banyak mengganti tepung biasa dengan tepung ini. Karena tidak berasal dari gilingan biji-bijian, tepung ini bebas gluten dan baik untuk orang yang memiliki penyakit celiac.

Secara historis, tepung pisang bisa untuk menggantikan tepung gandum dan gandum hitam yang mahal. Berbagai negara Afrika malah mengekspornya ke Amerika Tengah dan Australia.

Di Indonesia, Tepung Pisang Made di Bali mengklaim sebagai toko roti tepung pisang pertama di dunia. Akun Instagramnya menampilkan stafnya dengan pancake, roti, muffin, donat, wafel, kue, pasta, dan pizza. Semuanya terbuat dari tepung pisang.

Reporter: Fadila Aliah Hakim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini