Inilah Deretan Toko Roti yang Selalu Ada di Pusat Perbelanjaan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak sulit mencari toko roti di Jakarta maupun di kota-kota besar di Indonesia. Jumlahnya seabreg dengan cita rasa dan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

Namun, brand toko roti besar masih saja yang mendominasi penjualan roti-roti berkelas. Breadtalk misalnya. Toko roti asal Singapura itu sudah sembilan belas tahun berdiri dan masih menjadi toko roti yang mudah dicari juga ada di manapun.

Breadtalk memiliki konsep dapur terbuka dengan gaya modern. Sehingga pelanggan bisa mengintip pembuatan roti secara langsung. Walaupun, harga rotinya terbilang mahal tetapi mereka memilih bahan baku yang premium sehingga memilki rasa yang lezat.

Hadirnya Breadtalk di Indonesia tentunya tidak menjadi satu-satunya toko roti, ada beberapa toko roti yang menjadi saingan Breadtalk.

1. Holland Bakery

Terkenal dengan logo kincir anginnya, Holland Bakery menjual aneka roti dan pastry. Toko bakery legendaris ini telah berdiri sejak 1978 di Jakarta. Lebih dahulu dari Breadtalk. Berbeda dengan Breadtalk yang memiliki gerai roti di dalam Mal. Holland Bakery memiliki cabang di sejumlah ruko tersendiri yang terpisah dari keramaian Mall. Selain menjual aneka roti, Holland Bakery menjual berbagai jenis macam jajanan pasar seperti lemper, bika ambon, pastel, dan lainnya. Soal harga, holland bakery lebih terjangkau dari Breadtalk.

2. Breadlife

Memiliki nama yang hampir sama dengan Breadtalk. Toko Bakery ini berasal dari Negeri Sakura, Jepang. Berdiri pada akhir 2006 dengan konsep Japanese artisan bakery. Breadlife menyajikan roti dengan bercita rasa light dan soft ala Jepang. Sama halnya dengan Breadtalk, Breadlife berada di hampir semua pusat perbelanjaan di Indonesia.

3. Tous Les Jours

Dilihat dari namanya yang berbahasa Prancis, ternyata toko roti ini berasal dari Korea Selatan. Namun, toko roti ini memiliki konsep bakery dan cafe ala Prancis. Produk yang mereka tawarkan tidak hanya bakery dan pastry, kopi pun bisa kita temukan disana. Tous Les Jours membuka gerainya di Indonesia pada tahun 2011. Gerainya juga tersebar di berbagai pusat perbelanjaan.

4. Rotiboy

Toko roti yang memiliki ciri khas aroma ketika kita sedang di pusat perbelanjaan, siapa lagi kalau bukan Rotiboy. Roti dengan aroma kopi yang khas ini berasal dari Negeri Jiran, Malaysia sejak 1998. Roti ini memiliki bentuk yang konsisten, dengan model tempurung dan berkulit renyah dan rasa mentega yang khas. Rotiboy berbeda dengan Breadtalk yang menawarkan banyak varian roti asin hingga manis. Mereka menawarkan Coffee bun sebagai menu utamanya, dengan bahan roti yang terbuat dari kopi moka.

Reporter : Alyaa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini