Beri Dukungan, Perangkat Desa se-Indonesia Gelar Doa Bersama untuk Eril

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Ratusan perangkat desa se-Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) menggelar doa bersama untuk Emmeril Khan atau Eril anak sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang meninggal dunia saat berenang di Sungai Aare Swiss.

Dewan Pakar PPDI yang juga cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Ghozi Wahid memimpin doa bersama tersebut. Ia mengungkapkan almarhum Eril telah berada di jalan surga Allah Swt dan meninggal secara syahid.

“Eril itu milik Allah dan meninggalnya menjadi orang yang mati syahid, orang yang tenggelam matinya mati syahid,” ujarnya saat memimpin doa bersama. Ia turut berbelasungkawa atas meninggalnya Eril.

Ketua Umum PPDI Mohamad Tahril mengaku turut berbela sungkawa atas musibah yang menimpa Eril anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ia pun mengajak seluruh anggota PPDI untuk mendoakan almarhum.

“PPDI pusat menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada ananda Eril putra sulung dari bapak Ridwan Kamil,” ujarnya.

Juru Bicara Gerakan Nasional Indonesia Juara Nunung Sanusi, mengatakan turut hadir pada acara doa bersama ini sebagai bentuk simpati terhadap musibah yang menimpa Eril anak Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

“Ya kita ikut mendampingi dalam momen ini sebagai kekuatan moril tadi juga mengelar doa bersama doa akbar untuk menguatkan kang Emil di dalam menghadapi musibah atas A Eril. Ada kesamaan visi juga di dalam mengusung Indonesia juara itu salah satunya, dan juga kebersamaan spirit desa,” katanya.

Ke depan ia mengatakan pihaknya berharap bisa terus bekerja sama dengan PPDI untuk mewujudkan Indonesia juara salah satu di dalamnya perangkat desa sejahtera.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Dekan Adab UINSA dicopot, SEMA PTKIN angkat bicara

Mata Indonesia, Surabaya – Senat Mahasiswa (SEMA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia turut merespon terkait dengan pencopotan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya yang dinilai sepihak dan tanpa proses yang jelas. Pencopotan yang dilakukan oleh Rektor UIN Surabaya, Prof Akhmad Muzakki, memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan civitas akademika UIN Surabaya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini