Ikut Vaksinasi Binda Kaltara, Siswa SD: Gak Sakit, Malah Makin Kebal Kayak ‘Avengers’

Baca Juga

MATA INDONESIA, TARAKAN – Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) bersama tenaga medis puskesmas terus menggenjot target vaksinasi massal untuk kategori penerima kelompok rentan, seperti lansia dan anak-anak usia 6-11 tahun di kota Tarakan. Salah satunya di SDN 020 Tarakan di Sebengkok, yang berlangsung hari ini, Kamis 30 Desember 2021.

Pemberian vaksin bagi siswa sekolah dasar yang dilakukan dalam beberapa hari ini, sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19. Menariknya saat ditemui wartawan, para siswa mengaku tidak takut divaksinasi.

“Gak sakit kok, aku berani disuntik biar gak kena corona (Covid-19, red),” ujar Rina Rahayu, salah satu siswi SDN 020 Tarakan kepada wartawan hari ini.

Selain itu, siswi yang duduk di kelas 1 C tersebut mengaku senang bisa bertemu dengan teman-temannya di sekolah. Kemudian, ada Bagas yang juga rekan sekelas Rina turut disuntik vaksin COVID-19.

Bagas mengatakan ikut vaksinasi agar tubuhnya kuat dan kebal seperti superhero Avengers. Meskipun dirinya mengaku merasa sedikit kesakitan saat disuntik.

“Ya dikit-dikit sakit, tapi khan tubuh aku malah makin kuat dan kebal dari Covid-19. Biar kayak Avengers,” celoteh Bagas di lokasi yang sama.

Berdasarkan informasi yang diterima, Binda Kaltara pada hari ini melakukan suntik vaksin terhadap ribuan siswa yang berasal dari sejumlah sekolah, antara lain SDN 005 Tarakan Tengah, SDN 020 Sebengkok, SDN 004 Kampung Empat, SDN 024 Karang Anyar, SDN 043 Juata Kerikil. Selain para siswa yang hadir juga ada yang berasal dari sekolah lain.

Dalam kegiatan vaksinasi kali ini, Binda Kaltara bekerja sama dengan tenaga medis puskesmas setempat, serta dinas pendidikan menggunakan vaksin jenis Sinovac. Siswa yang selesai divaksinasi harus diobservasi dulu untuk melihat apakah ada gejala yang dialami.

Untuk diketahui, program vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun di Provinsi Kaltara merupakan implementasi dari instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yakni memerintahkan jajarannya untuk mengoptimalkan vaksinasi agar dapat melindungi anak-anak dari penyebaran Covid-19 baik varian lama maupun varian baru.

Jokowi pun mengingatkan agar penyuntikan vaksin Covid-19 diperhatikan sebab anak-anak juga harus mendapatkan imunisasi lainnya. Sementara Kepala Binda Kaltara, Brigjen Sulaiman menyebut bahwa kegiatan vaksinasi massal di wilayah kerjanya, setiap harinya mengalami peningkatan.

Adapun vaksinasi ini merupakan bentuk dukungan BIN untuk mewujudkan kekebalan komunal atau herd immunity pada akhir 2021. Brigjen Sulaiman juga menyebut bahwa kegiatan ini tak akan terwujud apabila tidak ada sinergi yang kuat antarlembaga.

“Pelaksanaan program vaksinasi massal ini butuh sinergi antarlembaga dan seluruh elemen. Untuk itu, saya mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta terlibat menyukseskan program vaksinasi, dengan harapan kekebalan kelompok bisa tercapai. Yang belum divaksin segeralah datang ke gerai vaksin yang ada,” katanya.

Reporter: Puji Christianto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini