PON XX Bawa Dampak Positif Perekonomian Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURAMenpora Zainudin Amali mengatakan, penyelenggaraan PON XX Papua memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat terutama di empat klaster, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Merauke dan Mimika.

Menpora Amali menyaksikan langsung para pelaku usaha kecil dan menengah bisa mendapatkan keuntungan hingga 4 kali lipat dari biasanya. Ini disebabkan dengan hadirnya kontingen dari 34 provinsi yang terdiri dari 6.116 atlet tamu, dan 923 atlet tuan rumah, Papua.

“Secara ekonomi saya lihat begitu menggeliat, saya melihatnya masyarakat juga bisa aktif berjualan ya. Saya tanya ibu bapak, katanya sebelumnya-sebelumnya misalnya hanya mendapat penghasilan 1, sekarang sampai 3-4 kali lipat,” ujarnya, di laman resmi Kemenpora.

“Syukurlah karena mereka senang, mudah-mudahan, ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat yang ada di Papua,” katanya.

Menpora Amali juga menyampaikan perkembangan terkini PON XX Papua. Menurut dia, sejak upacara pembukaan 2 Oktober lalu hingga saat ini pertandingan-pertandingan sejumlah cabang olahraga di empat kluster tersebut berjalan dengan baik dan lancar sesuai perencanaan.

“Sampai dengan saat ini baik itu di klaster Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke dan Mimika, pertandingan berjalan sesuai dengan perencanaan kita, semua dan normal. Tidak ada hal yang sangat signifikan yang mengganggu jalannya pertandingan,” ucapnya.

“Penerapan protokol kesehatan secara umum saya lihat baik itu panitia penyelenggara kemudian atlet, pelatih dan tenaga pendamping menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan prosedur yang sudah disepakati atau ditetapkan oleh Satgas COVID-19,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini