MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak ada yang menyangka pada masa pandemi Covid-19 justru memicu perkembangan baru di sektor pangan nasional. Presiden Joko Widodo mengatakan, sektor pangan nasional harus dapat mencapai titik kemandiriannya.
Ia menambahkan, di era disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berubah, mengubah serta berani untuk mengkreasi hal-hal baru merupakan fondasi untuk membangun Indonesia maju.
”Perkembangan sektor pangan terus kita upayakan untuk membangun kemandirian pangan, transformasi menuju energi baru dan terbarukan, serta akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau akan menjadi perubahan penting dalam perekonomian kita,” kata Jokowi, Minggu 22 Agustus 2021.
Jokowi menambahkan, sejak awal pandemi menggunakan perangkat kontra siklus. Rupanya strategi ini membuahkan hasil.
Mesin pertumbuhan yang terkontraksi sejak tahun 2020, justru di kuartal II 2021 ini mampu tumbuh 7,07 persen dengan tingkat inflasi terkendali pada angka 1,52 persen (year on year/yoy).
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, saat ini food estate menjadi salah satu program utama yang tengah digarap pemerintah di Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatera Utara (Sumut), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Program tersebut merupakan upaya persiapan ketahanan pangan nasional dalam rangka merespons data Food and Agriculture Organization (FAO) terkait peringatan dini dampak buruk pandemi Covid-19 terhadap ketahanan pangan.
Syahrul menekankan, ketersediaan pangan memadai untuk seluruh rakyat Indonesia menjadi fokus utama Kementerian Pertanian (Kementan).
Hal ini, menurut dia, sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.