Ngakak Banget! Ini Deretan Momen Terbaik Lee Kwang Soo di ‘Running Man’

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Setelah 11 tahun menjadi member tetap ‘Running Man’, Lee Kwang Soo memutuskan untuk keluar dari acara tersebut. Kabar ini pun mengejutkan penggemarnya.

Lee Kwang Soo akan menyelesaikan syuting ‘Running Man’ pada 24 Mei 2021. Setelah itu, ia akan fokus menjalani perawatan pasca mengalami cedera akibat kecelakaan pada tahun 2020.

Lee Kwangsoo bergabung dengan ‘Running Man’ pada tahun 2010 dan mendapat julukan ‘Pangeran Asia’ karena basis penggemarnya yang besar di luar negeri. Dia akan sangat dirindukan begitu dia keluar dari pertunjukan.

Dilansir dari KStarLive, berikut 10 momen terbaik Lee Kwang Soo yang mampu membuat penonton terhibur:

Lie Detector Game

Di episode ini, Lee Kwangsoo bermain game dengan BLACKPINK yang melibatkan telinga kucing model pendeteksi kebohongan. Reaksinya terhadap pertanyaan gadis-gadis itu lucu dan telinganya bergerak bahkan ketika bukan dia yang menjawab.

Pertunjukan Acapella

Lee Kwangsoo mencoba menyanyikan versi acapella dari ‘The Lion Sleeps Tonight’ dengan beberapa anggota lainnya, tetapi tidak berjalan sesuai rencana. Suaranya bahkan membuat juru kamera tertawa, tetapi itu tidak menghentikannya untuk mengerahkan seluruh kemampuannya dalam penampilannya.

Tantangan Arcade

Episode ini memberi Lee Kwangsoo tantangan untuk membuat rekan pemainnya melakukan tindakan tertentu untuknya. Dari memaksakan batuk hebat hingga secara terang-terangan menumpahkan air pada dirinya sendiri, Kwangsoo mengeluarkan beberapa trik cerdas untuk memenangkan tantangan.

Hula Dancing

Kwangsoo membuat semua orang menertawakan ekspresi wajahnya selama pelajaran menari Hula grup. Bahkan instruktur tari tidak bisa berhenti menertawakan interpretasi kocaknya tentang berbagai emosi yang diteriakkan oleh teman-temannya.

Kompetisi Seni Bela Diri

Pertandingan pertarungan Kwangsoo dengan Jongkook membuat semua orang tertawa, bahkan lawannya! Kwangsoo memiliki tubuh yang besar menjelang pertandingan, bahkan meraih batu untuk digunakan dalam pertarungan, dan masih penuh energi lama setelah pertarungan selesai.

Tantangan Stiker

Kwangsoo adalah orang pertama yang mencoba tantangan untuk memasang stiker ini sejauh mungkin. Ketinggiannya membuatnya takut dan dia menghabiskan banyak waktu di platform sebelum memohon kepada pemirsa untuk tidak mengubah saluran karena dia terlalu lama.

Hukuman ‘Opera’

Kwangsoo dan Jihyo kalah dalam tantangan di acara itu, mendorong mereka untuk menerima hukuman yang sangat unik. Kwangsoo tidak terlalu bersemangat untuk merias wajahnya setelah dia menyadari apa yang sedang terjadi, tetapi dia memberikan penampilan terbaiknya dan memberi anggota pemeran lainnya pengalaman yang tak terlupakan.

Performa ‘Heartbeat’

Kwangsoo dapat menunjukkan kemampuan menyanyinya lagi, kali ini dengan Junho 2PM. Mereka menyanyikan ‘Heartbeat’ 2PM bersama-sama dan tarian Kwangsoo serta emosi yang intens membuat semua orang tertawa. Dia cukup terengah-engah pada akhirnya, tetapi timnya masih mendapat nilai bagus di mesin karaoke.

Game ‘Dalam Sepersekian Detik’

Giliran Kwangsoo dalam game ‘Dalam Sepersekian Detik’ membuatnya tertutup tepung dan terlihat sangat dikhianati. Dia lebih dari siap untuk membalas dendam pada Sechan dan tidak membiarkan permainan berakhir menghentikannya untuk mendapatkan tepung pada lawannya.

Kompetisi Tari

Segala sesuatu tentang video ini lucu, dan ‘tarian bug’ Kwangsoo tidak terkecuali. Dia bergabung dengan rekannya Wonyoung untuk menari, dan koreografi kepalanya yang intens membuat anggota pemeran lainnya memintanya untuk berhenti.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini