Ali Kalora, Pemimpin MIT yang Selalu Lolos dari Sergapan

Baca Juga

MATA INDONESIA, POSO – Ali Kalora merupakan pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang selalu lolos dalam sergapan. Terakhir, Ali berhasil melarikan diri dari kontak senjata yang terjadi dengan Satgas Madago Raya di Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Sementara dua rekannya yaitu Alfin dan Khairul tewas tertembak

Dalam buku Ancaman Virus Terorisme: Jejak Teror Dunia dan Indonesia karya Marsda TNI (Purn) Prayitno Ramelan, dijelaskan bahwa Ali Kalora bergabung dengan MIT sejak 2011 dan langsung menjadi orang kepercayaan pemimpin pertama MIT yakni Santoso.

Tewasnya Santoso pada tahun 2016, menjadikan Ali Kalora sebagai pemimpin MIT. Saat itu , istri dari Ali yaitu Tini Susantika alias Umi Fadel juga mengikuti perjalanan Ali bersama pengikutnya di MIT. Namun, istrinya tertangkap pada Oktober 2016 sementara Ali berhasil lari dari penyergapan.

Hal ini menunjukkan bahwa Ali Kalora berhasil lolos dalam dua operasi besar yaitu Camar Maleo dan Operasi Tinombala.

Pada November 2020 lalu, Ali beserta delapan pengikutnya kembali muncul dan melakukan pembantaian terhadap satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Densus 88 Antiteror terus memburu Ali Kalora dan pengikutnya hingga akhirnya terjadi kontak senjata pada Senin 1 Maret lalu. Dalam peristiwa tersebut Ali disinyalir tertembak, namun kepolisian belum bisa memastikan hal tersebut.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menegaskan bahwa saat ini jumlah personal TNI dan Polri semakin banyak dan membuat MIT terjepit. Ia berharap perburuan ini bisa segera selesai.

“Setelah TNI dan Polri banyak di sana, aktivitas mereka semakin terjepit. Mudah-mudahan bisa segera diselesaikan kelompok Ali Kalora ini,” kata Rusdi, Rabu 3 Maret 2021.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini