MATA INDONESIA, JAKARTA-TNI Angkatan Udara (AU) memprediksi bahwa serpihan besar dari material pesawat Sriwijaya Air SJ 182 bakal muncul secara bertahap hingga tiga hari ke depan.
“Karena material itu setelah tiga hari berat jenisnya akan berubah dan akan muncul,” kata Asisten Operasi TNI AU, Marsekal Muda Henri Alfiandi, di Lanud Halim Perdana Kusama, Jakarta Timur, Minggu 10 Januari 2021.
Hal itu dikatakan Henri, berdasarkan hasil pencarian dan evakuasi yang dilakukan TNI AU pagi ini dengan menyisir sekitar selatan laut Pulau Laki dari koordinat 055523 lintang selatan, dan 1063605 bujur timur.
“Hampir 40 kilo itu dari timur ke barat dan seterusnya itu menuju pantai, bukan keluar dari laut Pulau Jawa. Antara Pulau Jawa dan Pulau laki, karena arus bawah dan atas itu berbeda, dari bawah kelihatannya arahnya menuju ke Jawa. Karena arus laut kadang sama kadang berlawanan,” ujarnya.
Namun demikian, katanya, naiknya material tersebut sangat dipengaruhi dengan arus air. Oleh karena itu, hal itu yang perlu diantisipasi yakni berkurangnya beban material dan pengaruh arus air yang membuat serpihan pesawat semakin meluas.
“Nah yang kita takutkan itu, kan tidak langsung naik kan, ini berpengaruh terhadap arus air. Itu yang harus kita antisipasi,” ujarnya.
Mengantisipasi hal itu, lanjutnya, TNI AU akan kembali aktif melakukan pencarian dan evakuasi melalui udara pada tiga hari ke depan, sembari menunggu berat masa material yang kemungkinan mulai terangkat ke permukaan laut.
“Untuk besok, hari kedua kita akan lebih cukup dulu, dan kemungkinan di hari ketiga akan muncul dan kita akan mulai cari,” katanya.
Namun demikian, ditemukannya sejumlah serpihan dan cairan minyak yang telah naik ke permukaan laut, TNI AU belum bisa memastikan kalau itu adalah puing-puing dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182.