Fakta Menarik Soal Baju Adat Kalsel yang Dikenakan Menhub di Harhubnas 2020

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tiap tanggal 17 September, setiap insan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selalu merayakan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas).

Untuk memeriahkan Harhubnas tahun ini, Menhub Budi Karya Sumadi mengenakan pakaian adat Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk memimpin upacara peringatan hari besar tersebut.

Menhub tampak gagah mengenakan baju adat Kalimantan Selatan bermotif putih emas. Sebagai pelengkap, penutup kepala dan kain bawah bercorak hitam emas dikenakannya. Tak lupa juga masker.

Nah, baju yang dikenakan oleh Budi Karya biasanya dikenal dengan nama Babaju Kubaya Panjang. Ini merupakan pakaian adat daerah Kalsel yang merupakan pengembangan dari pakaian adat Baamar Galung Pancar Matahari, Babaju Kun Galung Pacinan dan Bagajah Gamuling Baular Lulut.

Meski ada sentuhan modern, baju adat ini tidak melupakan nilai-nilai budaya maupun keindahan alami dari pakaian adat.

Fakta Menarik Soal Baju Adat Kalsel yang Dikenakan Menhub di Harhubnas 2020

Busana ini kental dengan nuansa Islami khas Melayu. Busana yang dimaksud kental dengan nuansa Islami atau mirip baju Melayu untuk laki-laki terdiri dari laung tajak siak (semacam ikat kepala), jam raskop, baju jas tutup model cekak musang atau telung belanga, sabuk atau sarung, dan salawar.

Biasanya pakaian ini digunakan untuk pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan. Namun, seiring berjalannya waktu, baju adat ini juga bisa dipakai untuk menghadiri acara-acara besar atau penting.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini