MATA INDONESIA, JAKARTA – Tidak banyak yang mengetahui sebelum 2014 Pemerintah Indonesia lebih senang mengimpor gandum daripada memberdayakan ketela pohon. Itulah yang dilawan Ir Surhardi sebagai guru besar Fakultas Kehutanan UGM sampai dia meninggal dalam keadaan puasa gandum.
Menurut Suhardi, gandum telah menjadikan masyarakat tidak mandiri dalam hal pangan sehingga hampir setiap hari kita mengonsumsi roti, snack, biskuit, mie instan dan makanan lain yang berbahan dasar gandum.
Padahal, Indonesia tidak memiliki pertanian gandum sehinga terpaksa harus mengimpornya sehingga membuat Suhardi bermimpi negeri ini harus berjuang sekuat tenaga untuk menciptakan kedaulatan pangan nasional.
Hingga akhirnya dia mengangkat Sumpah Gandum yang membulatkan tekad tidak akan mengonsumsi gandum dan produk turunannya hingga masyarakat Indonesia tidak tergantung lagi terhadap gandum.
Sumpah itu diucapkannya pada 1987 hingga akhir hayatnya 28 Agustus 2014 Ir Suhardi masih melakukan puasa gandum. Itu adalah tahun ke-26 dia bersumpah tidak mengonsumsi gandum dan turunannya.
Bukan hanya bersumpah, Suhardi juga melakukan langkah aksi dengan menggiatkan penanaman ketela rambat, ketela pohon, gerut, ganyong hingga gadung. Keteguhannya itu yang membuat dia mendapat julukan Profesor Telo atau ketela.