Viral! Pengantin Pria Nazar Gelar Karpet Merah 1 KM dari Pelaminan hingga Depan Gang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sepasang pengantin baru-baru ini viral karena memasang karpet merah yang tidak biasa pada acara pernikahan mereka. Karpet merah sepanjang 1 kilo meter digelar dari tempat berlangsungnya acara pernikahan hingga gang depan jalan.

Pasangan pegantin itu bernama Maman Sumantri dan Sumiyati. Mereka sengaja mendekor acara pernikahan sedemikian rupa termasuk membentangkan karpet merah dari pintu masuk gang hingga pelaminan.

Ternyata dekor repsesi yang unik tersebut merupakan wujud nazar dari sang mempelai pria, “Dulu ya, kalau mau punya istri siapa aja, mau janda ke’ mau ini ke’, mau nazar karpet.”

Kisah dekorasi unik pernikahan keduanya pun diupload ulang oleh akun @ndorobeii yang diambil YouTube NET Mediatama dan menuai banyak komentar dari para netizen.

Salah satunya akun @ech**rr, “bukannya karpet kalo keujanan licin ya buat dipake motor? nanya doang, pernah jatoh soalnya wkwk.”

Ada juga yang menasehati mempelai pria untuk membuat nazar yang sesuai dengan hukum-hukumnya. “si mempelai pria sebaiknya banyak belajar lagi tentang nazar dan hukum2nya, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membukakan hati kita semua untuk lebih banyak belajar tentang Islam. aamiin ya Rabb,” tulis akun @officialr**dhy.

Namun, ada juga yang membela mempelai pria tersebut dengan memuji idenya yang berbeda, dari akun @dhita_w**yu, “Tp enk sih, tamunya gk harus nanya org kalo gk tau alamatnya apalgi d dlm gang kan ?? ide bagus Sod ?.”

(Anita Rahim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini