Gak Ribut Seperti Natuna, Orang Malaysia Santuy Warganya dari Wuhan Dikarantina dekat Pusat Pemukiman

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUALA LUMPUR – Warga Natuna tidak beralasan takut terjangkit virus corona karena Pemerintah Indonesia melakukan proses karantina di tempat yang relatif jauh dari pemukiman penduduk, berbeda dengan Malaysia yang melakukannya dekat kota.

Sebanyak 107 warga Malaysia yang dipulangkan dari Wuhan ditempatkan di Akademi Kepemimpinan Pendidikan Tinggi (Akept) di Kota Enstek, Nilai, Negeri Sembilan.

Itu adalah seperti Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) yang mendidik calon-calon pemimpin lembaga pemerintahan maupun swasta.

Lokasinya tidak terlalu jauh dari Senawang Negeri Sembilan. Bahkan bisa dibilang juga tidak terlalu jauh dari Bandara KLIA dan pusat pemukiman seperti Kampung Felda.

Pesawat Air Asia yang membawa warga Malaysia tersebut mendarat di Bandara KLIA, Selasa 4 Februari 2020 pukul 06.00 pagi.

Selain 107 orang, delapan petugas dan enam pegawai Kedutaan Besar Malaysia serta 12 kru AirAsia yang membawa mereka dari Wuhan, ikut masuk karantina.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Malaysia di Cina menyebutkan ada 141 warga mereka yang mendaftar pulang. Tetapi hanya 107 yang hadir di bandara dan benar-benar pulang.

Mereka yang tidak bisa ikut karena kesulitan mendapatkan kendaraan menuju Wuhan atau ke Bandara.

Di dalam pesawat mereka melakukan segala prosedur kesehatan yang sudah diatur Kementerian Kesehatan Malaysia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini