Viral! Alasan ‘Jihad Agama’, Suami Ini Bahayakan Nyawa Istrinya usai Melahirkan Anak Kelima

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUALA LUMPUR – Detik-detik menjelang melahirkan, banyak ibu hamil yang berharap bisa melewati proses persalinan dengan lancar. Banyak yang bilang melahirkan adalah proses antara hidup dan mati seseorang.

Ada banyak hal yang membahayakan kondisi ibu dan anaknya ketika melahirkan, salah satunya adalah tidak boleh melakukan proses caesar sebanyak 3 kali. Maka tidak disarankan untuk kembali hamil dan melahirkan dalam waktu dekat.

Namun, baru-baru ini netizen dibuat geram dengan tingkah seorang suami yang memilih membahayakan nyawa istrinya dengan alasan ‘jihad agama’. Kisah itu dibagikan di Facebook oleh Public Health Malaysia.

BACA JUGA: Edan! Istri Kesakitan Jelang Melahirkan, Suami Malah Ajak Selfie

Dalam postingan itu diceritakan bahwa sang istri telah melahirkan 5 orang anak di umur yang belum genap 30 tahun. Dua anaknya dilahirkan secara normal, sementara tiga lainnya secara caesar.

Dokter pun menyarankan agar rahim sang istri diikat setelah melahirkan anak kelimanya. ” Ini kerana jika isteri mengandung kali ke 6, ianya akan membahayakan nyawa isteri dan anak di dalam kandungan,” tulis akun Facebook tersebut dikutip Kamis 16 Juli 2020.

Namun tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh sang suami yang tidak disebutkan namanya. Meski sudah dinasihati, sang suami tetap menolak dengan alasan ‘jihad agama’.

“Saran dari doktor spesialis tersebut disanggah dan ditolak mentah-mentah. Si suami telah dikaunseling banyak kali namun masih tidak mahu menerima cadangan doktor tersebut. Katanya “jihad agama”,” katanya.

BACA JUGA: Viral! ASN Pakai Seragam Korpri Panjang hingga Lutut, Politikus PDIP: Ini Bahkan Bukan Arab

Tak hanya itu saja, suaminya juga meminta hanya dokter perempuan saja yang merawat istrinya dan mengaku tidak akan memberi anaknya vaksin.

“Pakar berpendapat, 3 kali adalah jumlah maksima pembedahan caesarean. Selepas itu, ibu disarankan untuk ikat tali rahim. Jika ibu dibenarkan bersalin sekali lagi, risiko kematian ibu dan anak selepas itu adalah sangat tinggi,” jelas dia.

“Ibu masih muda. Anak pun masih kecil. Jika mengandung boleh menyebabkan risiko kehilangan nyawa ibu, hukum mengikat rahim isteri telah jatuh daripada haram kepada harus. Rujuk pada doktor dan juga pakar agama di pejabat agama jika anda musykil tentang perkara ini,” tambahnya.

Banyak netizen yang mengaku geram dan kesal melihat reaksi dari suami yang beralasan ‘jihad agama’. Beberapa juga ada yang terlihat mengatakan bahwa perlu ada peraturan untuk melindungi wanita untuk kasus seperti yang satu ini.

“Ini suami dia betul2 tiada hati perut , tiada belas kesian…. Dia anggap isterinya kilang anak.. suami yang baik dia utamakan dahulu kesihatan dan yang terbaik untuk isterinya.. salah satu cara mmghargai dan menghormati isteri.. suami terlalu penting diri!,” kata seorang netizen.

“si suami terlalu mementingkan diri berbanding sayangkan nyawa isteri dan anak. kesian isterinya sakit n penyakit pasti banyak.mentang2 bkn suami yg beranak blhlh dia ckp mcm tu.klu dia rasa baru tahu sakit tu mcm mne..bercakap mcm xde perasaan suami ni,” ungkap yang lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini