MINEWS, INTERNASIONAL – Seorang bocah 3 tahun di Brazil kehilangan seluruh alat kelaminnya setelah menjalani prosedur sunat. Parahnya, dokter menanganinya meninggal beberapa hari setelah menjalani prosedur tersebut.
Kalau di Indonesia sendiri, sunat atau khitan dalam Islam hukumnya wajib. Dan prosedur sunat sendiri bisa dibilang relatif sederhana. Namun, yang terjadi pada bocah Brazil tersebut sangat jarang terjadi.
Dilansir Daily Mail, bocah tersebut ternyatan mengalami phimosis. Oleh karena itu, dokter menyarankan kepada orangtuanya bahwa bocah itu harus menjalani sunat sebagai jalan keluar.
Phimosis sendiri dijelaskan sebagai suatu kondisi di mana kulit khatan menjadi sangat kencang, tidak dapat menarik kembali penis, dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada anak laki-laki ketika ia tumbuh dewasa.
Demi kesehatan sang anak, sang ayah yang diketahui bernama Alberthy Camargos itu pun memutuskan untuk menyetujui prosedur tersebut. Namun, hal tak terduga itu pun terjadi, prosedur yang biasanya 30 menit itu menjadi operasi 4 jam.
Karena yakin dengan kemampuan Dr Pedro Abrantes, dokter yang menangani anaknya, Camargos tidak terlalu memikirkannya. Setelah 4 jam dengan operasi selesai, dokter muncul dengan putranya dan meyakinkannya bahwa semuanya baik-baik saja.
Camargos baru menyadari bahwa putranya itu kehilangan seluruh alat kelaminnya usai melepaskan perban pasca operasi. Bocah itu kehilangan seluruh penisnya dari akarnya.
Betapa terkejutnya Camargos melihat hal tersebut. Ia juga kehilangan kepercayaan penuh pada tim medis yang dipimpin oleh Dr Abrantes dan segera menandatangani surat pernyataan bebas untuk mengeluarkan putra bayinya dari rumah sakit.
Meskipun dipindahkan ke rumah sakit lain, dokter barunya mengatakan bahwa penis putranya tidak dapat dipasang kembali. Sebagai gantinya, operasi plastik dilakukan untuk melindungi apa yang tersisa dari uretra anak itu.
Sementara itu, Dr Pedro Abrantes yang melakukan operasi yang gagal ditemukan meninggal tidak lama setelah operasi karena serangan jantung. Setelah dicek, dokter tersebut ternyata memiliki catatan medis yang benar-benar bersih pada masanya sebagai seorang dokter.