MATA INDONESIA, JAKARTA-Seorang dokter gigi di Malang, Jawa Timur tengah ramai diperbincangkan di dunia maya. Wanita bernama Nina Agustin ini viral karena mengenakan baju alat pelindung diri (APD) nyentrik dan fashionable rancangan sendiri.
Semua itu bermula saat dia bekerja tidak menikmatinya bahkan pasien yang datang juga menunjukan ekspresi takut karena APD yang berwana putih polos.
Namun, tercetus ide dalam dirinya kenapa tidak membuat APD yang modis dan fashionable. Akhirnya Nina mencoba untuk memakai APD yang unik dan warna-warni agar kesannya lebih santai dan menyenangkan.
“Ditambah saya pakainya sendiri juga jadi happy dan enjoy, pasien juga jadi ngga takut,” katanya.
Selain itu, dirinya juga dulunya merupakan seorang model dan cinta dengan fashion jadi penampilan saat praktik selalu di matching-kan. Tapi karena protokol kesehatan saat wabah pandemi berbeda, dirinya harus beradaptasi.
Tak disangka, hal itu mendapat respons positif dari warganet, selain itu juga menginspirasi rekan sejawatnya yang juga berkewajiban menggunakan APD saat praktik.
Hingga kini, Nina sudah mengoleksi 25 APD dengan corak dan motif yang berbeda. Tidak hanya sesama profesi, penjahit langganan Nina juga menjadi kebanjiran pesanan APD dengan gaya fashionable.
“Awalnya penjahit saya juga baru pertama kali menerima pesanan baju APD dari saya, dan sekarang dia kebanjiran pesanan,” katanya.
Nina mengaku, pakaian APD yang digunakannya masih mengikuti standard keamanan. Kain yang digunakan adalah jenis bahan taslan balon, serupa dengan baju hazmat yang digunakan para dokter dan petugas medis di rumah sakit.
Harga kisaran produksi APD Nina juga masih terjangkau. Tanpa motif dengan dua warna, sudah bisa didapat dengan total harga 150 ribu sampai 200 ribu rupiah. Sedangkan APD dengan motif custom dan menggunakan digital printing menghabiskan 300 ribu sampai 370 ribu rupiah. APD ini juga bisa dicuci dan dipakai berkali-kali.
“Saya hunting sendiri bahannya dan menemukan bahan taslan balon, kebetulan tokonya juga menjadi langganan produsen baju hazmat yang didistribusikan ke banyak RS,” katanya.