MATA INDONESIA, ISTANBUL – Seorang gadis berusia 13 tahun dibunuh oleh ayah kandungnya setelah sebelumnya disiksa. Menurut saksi mata, Amara Dwala, pengungsi asal Suriah yang kini tinggal di Turki itu, dikabarkan disiram zat asam kemudian dibakar.
Masih menurut penuturan saksi mata dan para tetangga, sang ayah, Ahmet Mohammad Dwala meminta putrinya menikah dengannya. Diketahui bahwa Ahmet dan sang ibu telah lama berpisah. Akan tetapi, Amara menolak keinginan gila ayah kandungnya itu.
Saat menjalankan penyiksaan, Ahmet dengan sengaja meninggikan volume murotal Al-Qur’an dengan keras. Meski demikian, para tetangga di lingkungan Sheikh Mehsuta Ruhay curiga ada yang tidak beres di rumah Ahmet.
“Suara Alquran sangat keras sehingga tidak ada yang bisa mengerti apa yang terjadi,” kata tetangga Semra Kerpic, melansir Rudaw.
“Saya datang ke rumahnya, kemudian mendobrak pintu dengan palu. Saya melihat gadis itu berbaring di tanah di sini. Kepala dan wajahnya rusak. Tubuhnya menjadi abu seperti batu bara,” sambungnya.
Petugas medis yang mendapat laporan segera menuju rumah Amara dan melarikannya ke rumah sakit. Sementara sang ayah, usai menyiksa dan membakar tubuh Amara, melarikan diri dengan putrinya yang berusia 12 tahun.
“Dia tidak bisa mengucapkan apa-apa sama sekali. Saya melihatnya hanya sekali mengangkat tangannya dan meletakkannya,” ucap Kerpic.
Beberapa jam setelah kejadian, Ahmet ditangkap polisi. Putri bungsunya kemudian dibawa pergi oleh polisi dan dimasukkan ke panti asuhan. Karena keluarga tersebut tidak memiliki kerabat, sementara jenazah korban dimakamkan oleh tetangga.
“Anak-anak kami ketakutan. Semua tetangga menyaksikan apa yang terjadi. Putri saya berusia 20 tahun. Dia terus berteriak bertanya-tanya apakah ayahnya akan melakukan hal yang sama padanya atau tidak,” kata Fatima Dogan, seorang tetangga.