Mengintip Paras Cantik Tentara Perempuan Ukraina, Penasaran?

Baca Juga

MATA INDONESIA, KIEV – Demi mengusir pasukan Rusia, para perempuan cantik Ukraina bahu membahu memberikan kontribusi terbaik untuk negaranya. Para perempuan muda tersebut bahkan termasuk di antara pasukan garis depan yang memerangi Rusia.

Ribuan perempuan muda Ukraina mengikuti pelatihan senjata untuk belajar cara menembakkan senapan serbu AK-47. Sementara yang lainnya membuat jaring kamuflase dan membantu merawat 2,3 juta pengungsi yang diusir dari rumah mereka.

Pejabat Ukraina pada pekan ini mengeluarkan foto beberapa tentara perempuan di unit garis depan untuk menandai Hari Perempuan Internasional. Seorang sumber mengatakan bahwa para perempuan benar-benar berada di garis depan di seluruh timur Ukraina.

“Tentu saja wanita benar-benar berada di garis depan di seluruh timur Ukraina. Mereka bertarung bersama laki-laki dan melihat aksi pertempuran sepanjang waktu,” kata sumber tersebut, melansir The Sun.

Di Kota Lviv di ujung barat Ukraina, perempuan bernama Kate Matchyshyn yang berusia 33 tahun tidak pernah bermimpi untuk bergabung dengan Angkatan Darat negaranya. Nmun, ia kini belajar pelatihan senjata dasar termasuk cara menembakkan, mengisi ulang, dan membersihkan senapan AK-47.

Beberapa pekan yang lalu perhatian utamanya sehari-hari adalah membangun bisnis terapi pijatnya. Tetapi, Kate sekarang telah menjalani langkahnya di pusat veteran yang dikelola oleh seorang perempuan bernama Warriors House.

“Tentu saja saya takut harus berlatih sehingga saya mampu membunuh seseorang. Ini adalah hal yang sangat sulit bagi seorang perempuan untuk dibunuh dan saya tidak pernah berpikir bahwa saya harus melakukannya. Tapi kami telah dipaksa untuk berlatih untuk hal yang mengerikan oleh Rusia,” tutur Kate.

“Rusia membunuh anak-anak Ukraina sehingga perempuan Ukraina akan melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk melindungi mereka. Kami sama dengan perempuan di mana pun di dunia. Semua perempuan memiliki naluri protektif terhadap anak-anak dan kami akan menunjukkannya setiap hari” sambungnya.

“Perempuan Ukraina itu kuat – hobi utama saya misalnya adalah tinju, dan Putin akan mengetahui seberapa kuatnya. Dia telah membunuh anak-anak Ukraina dan kami akan membuatnya membayar,” katanya.

Sekitar 40 penduduk setempat mengikuti pelatihan senjata setiap hari di pusat tersebut. Di mana pengusaha Bohdana Ostapyk turut membantu mengoordinasikan sesi tersebut.

Sebelum perang, dia menjalankan firma PR-nya sendiri yang sukses di Kiev dengan 14 klien dalam bisnis mesin pertanian.

“Perang mungkin berakhir dalam beberapa minggu atau mungkin berlangsung selama bertahun-tahun dan jika itu masalahnya, setiap orang perlu tahu cara menggunakan senjata – termasuk perempuan,” katanya.

Lviv mungkin jauh dari garis depan, tetapi penduduk setempat khawatir perang akan bergerak ke wilayah mereka. Terlepas dari kekhawatiran tersebut, para perempuan di Kota Lviv menolak untuk ditakuti.

Di bekas toko bubuk mesiu abad ke-16 yang dikenal secara lokal sebagai Menara Bubuk, seorang dosen bernama Bohdana Symiakevych mengoordinasikan operasi pada skala industri untuk membuat jaring kamuflase.

Dia bertanggung jawab atas 500 sukarelawan yang menyortir berton-ton bahan yang disumbangkan oleh pabrik. Sama seperti warga Ukraina lainnya, Bohdana juga memainkan peran penting.

“Kami membuat sekitar 30 jaring dalam sehari. Ini adalah waktu yang sangat sulit bagi negara itu, tetapi semua orang Ukraina akan kuat. Kami bisa menjadi kuat karena kami mendapat dukungan dari seluruh dunia,” ucapnya.

“Dan saya ingin berterima kasih kepada Inggris karena memimpin dunia dalam dukungan itu,” sambung Bohdana.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini