Kesalahan Sunat Tradisional, Pria Ini Lakukan Transplantasi Penis

Baca Juga

MATA INDONESIA, CAPE TOWN – Transplantasi penis pertama di dunia berhasil dilakukan di Afrika Selatan tahun 2014. Berawal dari seorang pria yang kehilangan penisnya akibat kesalahan sunat tradisional.

Pria yang kini berusia 21 tahun itu kemudian menjalani operasi transplantasi pada tujuh tahun lalu. Setelah menghabiskan waktu selama sembilan jam di atas meja operasi, pria yang identitasnya dirahasiakan itu kini memiliki penis baru yang dapat berfungsi dengan baik.

Pasien tersebut bahkan berhasil pulih lebih cepat. Profesor Andre van der Merwe, kepala urologi di Universitas Stellenbosch, yang melakukan operasi, mengatakan dia ‘sangat terkejut dengan pemulihannya yang cepat.

Tim bedah menggunakan teknik yang telah dikembangkan untuk transplantasi wajah untuk menghubungkan pembuluh darah kecil dan saraf. Meski begitu, para ahli bedah mengatakan bahwa menemukan donor penis merupakan salah satu tantangan utama.

“Pasien menerima penis sebagai miliknya. Tujuan kami adalah dia akan berfungsi penuh dalam dua tahun. Dia tentu saja sangat bersemangat,” kata Profesor van der Merwe, melansir Yahoo News.

Profesor dan der Merwe mengatakan bahwa dia mengharapkan hal itu terjadi, karena cedera pada pasien terjadi pada penisnya, bukan pada testisnya. Setahun pasca operasi, pacar pasien dilaporkan hamil empat bulan.

“Inilah yang kami niatkan, agar dia bisa berdiri dan bisa buang air kecil dan bersetubuh, maka itu adalah tonggak baginya,” sambung sang profesor.

Tahun 2018, tim dokter Amerika Serikat (AS) di Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore berhasil melakukan transplantasi penis dan skrotum pertama di dunia pada seorang sersan yang terluka dalam ledakan IED di Afghanistan.

Jauh sebelumnya, yakni pada 2006, dokter di Cina juga berhasil mentransplantasikan penis seorang pria yang mengalami mati otak ke tubuh seorang pria berusia 44 tahun yang telah kehilangan organnya dalam sebuah kecelakaan.

Operasi itu sukses, kata tim, dan tubuh penerima tidak menolak penis donor. Akan tetapi dua minggu kemudian, ahli bedah harus mengeluarkan organ.

“Karena masalah psikologis yang parah dari penerima dan istrinya, penis yang ditransplantasikan dengan menyesal harus dipotong,” ucap Dr Weilie Hu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini