Diminta Bayar Tunai, Pelanggan Transjakarta Mengadu ke Anies

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Melalui Facebook, seorang pelanggan Transjakarta mengeluhkan layanan yang diberikan. Dalam akun Facebook Jonminofri Nazir menceritakan kesulitannya saat akan naik Transjakarta karena harus memiliki tiga kartu dari tiga bank yang berbeda.

Keluhan itu pun ditujukan langsung kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia meminta agar Anies bisa mengatasi permasalahan itu.

“Postingan ini saya tujukan untuk Anies Baswedan. Semoga ada netizen yang menyampaikan kepada gubernur DKI itu,” katanya Senin, 29 JUli 2019.

Ia menceritakan hampir setiap hari naik Transjakarta dan harus menyiapkan tiga kartu pembayaran cashless dari tiga bank berbeda. Sebab ia naik Transjakarta non BRT.

Tiga kartu bank yang digunakan mulai dari E-money untuk S22 (Ciputat-Kampung Rambutan), Flash BCA untuk S21 (Ciputat-Tosari), dan TapCash BNI untuk D41 (Lebak Bulus-Universitas Indonesia Depok).

“Sekarang, saya kudu menyiapkan uang tunai pula Rp 3.500 di kantong, untuk membayar Transjakarta jika kartu cashless saya ditolak oleh kondektur,” ujarnya.

Ia juga menyertakan beberapa alasan kondektur menolak kartu bank yang dimilikinya. Mulai dari mesin EDC rusak, serta mesin EDC ada tapi lowbat dan tidak punya charger (karena tidak kebagian charger dari pool).

Kemudian tidak ada mesin EDC (seorang kondektur bercerita hanya 3 orang dari 15 rekannya yang kebagian mesin EDC), serta mesin EDC tidak bisa membaca kartu.

“Semula hanya satu-dua Transjakarta yang meminta cash. Sekarang hanya sedikit saja kondektur menagih ongkos dengan mesin EDC di tangannya,” ucapnya.

Dengan kondisi demikian, ia menyimpulkan beberapa dugaan. Salah satunya ada peluang korupsi yang dilakukan Transjakarta. “Ayo, Gubernur Anies, berbuat sesuatulah untuk Transjakarta,” katanya.

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini