MATA INDONESIA, ABUJA – Aparat kepolisian di Nigeria utara menangkap seorang pria yang menjual diri. Pria tersebut diidentifikasi sebagai Aliyu Idris, berusia 26 tahun dan menjual diri demi menghindari kemiskinan.
Idris ditangkap pada Selasa (26/10) oleh polisi moral di daerah Kano setelah foto wajahnya muncul di media sosial. Di mana ia terlihat memegang sebuah potongan kardus yang bertuliskan “This Man is for Sale” dengan harga yang ia patok sebesar 20 juta naira atau sekitar 692 juta Rupiah.
Kano adalah salah satu dari selusin negara bagian di Nigeria utara yang mayoritas warganya adalah Muslim. Untuk itu hukum syariah ditegakkan bersama dengan hukum umum.
“Kami menangkapnya karena menjual dirinya, yang ilegal menurut hukum Islam,” kata Lawal Ibrahim Fagge, juru bicara polisi agama bernama Hisbah, melansir Africa News.
“Dia berada dalam tahanan kami,” kata Fagge, menyalahkan tindakan menjijikkan pemuda itu pada kemiskinan dan ketidaktahuan.
Pada pekan lalu, Idris yang berprofesi sebagai penjahit berkeliling kota dengan potongan kardus tersebut, menawarkan dirinya. Warga yang kebetulan bertemu dengannya mengambil gambar dan mempostingnya secara online, mengubahnya menjadi sensasi.
Kepada wartawan, Idris mengatakan bahwa ia menjual dirinya demi terhindar dari hidupnya yang miskin dan menyiksa. Ia juga bermaksud memberikan setengah uangnya kepada orang tuanya dan 2 juta Naira kepada siapa saja yang membantu memasarkannya.
“Kita semua tahu ada kemiskinan yang parah di masyarakat, tetapi itu tidak memberi siapa pun hak untuk menjual dirinya sendiri. Era perbudakan sudah berakhir,” kata Fagge.
Nigeria telah bergulat dengan ekonomi yang goyah karena melemahnya mata uang lokal dan berkurangnya pendapatan minyak, yang menyumbang 90 persen dari pendapatan devisanya.
Tergelincir ke dalam resesi kedua dalam lima tahun setelah dimulainya pandemi, ekonomi Nigeria telah bangkit kembali ke pertumbuhan dalam beberapa bulan terakhir.
Tapi inflasi, terutama harga pangan, tetap tinggi, menjerumuskan Nigeria, yang sebagian besar hidup dengan kurang dari 2 USD sehari, lebih jauh ke dalam kemiskinan.
Menurut Fagge, Idris meninggalkan desanya dan pindah ke Kano untuk mencari pekerjaan tetapi tidak berhasil. Kenyataan ini membuatnya frustrasi dan memutuskan untuk menjual diri.
“Dia memberi tahu kami bahwa dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan apa pun, termasuk pekerjaan kasar, dan memutuskan untuk menjual dirinya sendiri,” kata seorang juru bicara.