Bikin Tepok Jidat! Pelajar Ini Main Taplak Gunung, Tapi Gaconya Pakai Smartphone

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Ada-ada aja kelakuan anak zaman sekarang. Video yang memperlihatkan sekelompok siswi berseragam olahraga warna hitam yang sedang main permainan tradisional engklek atau taplak gunung viral di media sosial.

Iya sih bagus, zaman sekarang masih main permainan tradisional. Tapi aksi sekelompok pelajar ini berbeda dengan yang biasanya. Mereka menggantikan ‘gaco’ dengan smartphone mereka.

Seperti diketahui, taplak gunung adalah permainan yang dimainkan di atas bidang permaian berupa gambar 8 buah kotak dan satu gambar gunung. Gambar itu dibuat di lantai, jalanan, tanah lapang, dan tempat datar lainnya.

Untuk main taplak gunung, pemain harus memiliki sebuah gaco. Biasanya berupa potongan genteng atau batu yang pipih. Gaco itu dilemparkan ke kotak pertama. Lalu pemain melompat-lompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lain secara berurutan.

Karena kelakuan mereka yang menggunakan smartphone sebagai gacoan inilah yang membuat mereka viral di media sosial. Tak sedikit warganet yang geram melihat mereka melemparkan smartphone yang dibeli atas hasil kerja keras orangtua-nya itu ke tanah.

“Anak tidak tau syukur banyak tu orang diluar sana ingin punya hp tidak di belikang sama orang tuanya,” tulis @baimham**77.

“Gak kasihan ibuk bapaknya kalo nyari uang kepanasan kehujanan, anaknya malah tingkahnya kayak gitu. Buang ke laut aja kalo gak bisa dididik,” celoteh @veve_fi**sofi.

“Abis itu hp nya rusak terus minta dibeliin hp baru sambil merengek kalau gak di kasih marah2 ke orang tua😭😭😭,”komentar @iyarsigitp**tiwi_.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini