Catat! Ini Mitos Seputar Puasa saat Hamil

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Puasa saat hamil sebenarnya bukanlah sebuah kewajiban. Sebab, ibu hamil alias bumil memiliki kelonggaran untuk tidak ikut menjalankan ibadah puasa selama masa kehamilan.

Namun, bagi sebagian bumil mungkin merasa cukup sehat untuk bisa ikut menjalani ibadah yang spesial ini. Selama calon ibu mendapatkan persetujuan dari dokter untuk ikut berpuasa dan kondisinya dinyatakan cukup sehat.

Bumil bisa ikut berpuasa, semampunya. Namun, ibu mungkin ragu dengan sejumlah mitos seputar dampak puasa bagi ibu hamil.

Berikut mitos-mitos seputar puasa saat sedang hamil:

  1. Menghambat perkembangan janin
    Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Bumil bisa mendukung perkembangan janin dengan memenuhi kebutuhan nutrisi sebesar 2500 kilo kalori dalam satu hari. Faktanya, di tubuh ibu terdapat “cadangan nutrisi” yang masih bisa diolah untuk tumbuh kembang janin yang dikandung.
  2. Ibu Kekurangan Cairan
    Kekurangan cairan tubuh alias dehidrasi juga disebut bisa terjadi jika bumil ikut berpuasa. Meski tidak sepenuhnya salah, risiko ini sebenarnya bisa dikurangi bahkan dicegah. Caranya adalah dengan mengonsumsi air putih tetap 1,8 liter sampai 2 liter dalam satu hari, atau sekitar 8 gelas, dengan jadwal minum air saat sahur, berbuka puasa, dan sebelum tidur di malam hari.
  3. Mual dan muntah
    Mual dan muntah adalah gejala alami pada ibu hamil, terutama pada trimester pertama. Sebab proses pembentukan organ janin terjadi pada masa-masa tersebut. Biasanya, calon ibu akan mengalami keluhan seperti mual, pusing, lemas, dan muntah. Jika mengalami kondisi ini, ibu tidak dianjurkan untuk ikut berpuasa. Namun, tidak benar jika dikatakan puasa saat hamil menjadi penyebab terjadinya mual dan muntah.
  4. Bayi lahir cacat
    Membatasi asupan makanan dan minuman juga dikhawatirkan akan membuat bayi terlahir cacat. Hal itu diyakini dampak dari kurangnya zat gizi yang masuk. Untuk menghindarinya, ibu harus banyak mengonsumsi vitamin yang terdiri dari asam folat. Asam folat berperan mengurangi risiko seorang anak lahir dengan kondisi cacat. Sayuran hijau adalah jenis makanan yang paling banyak mengandung zat ini. Artinya, ibu dianjurkan untuk mencukupi konsumsi sayuran hijau saat sahur dan berbuka puasa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini