Waspada! Marak Peredaran Kerupuk dan Sosis Berbahan Babi di Singkawang

Baca Juga

MINEWS, KALBAR - Buat warga Singkawang, Kalimantan Barat, khususnya yang beragama Islam harus waspada. Pasalnya, dinas gabungan Kota Singkawang menemukan adanya kerupuk dan sosis tanpa label yang diduga mengandung babi dan sudah beredar luas di masyarakat.

Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Singkawang, Muslimin berkata kerupuk yang diduga mengandung babi itu dijual pedagang di Pasar Beringin dan Alianyang. Produk itu beredar tanpa label dan keterangan yang jelas, sehingga masyarakat diminta lebih hati-hati memilik bahan makanan.

“Jangan sampai produk yang dibuat, hanya dikemas dalam kantong plastik tetapi tidak disertai dengan label yang jelas. Jika masih ditemukan, kami tak segan-segan untuk menyita,” kata Muslimin, baru-baru ini.

Berdasarkan pengakuan dari pedagang yang menjual, kerupuk dan sosis yang diduga mengandung babi tersebut berasal dari luar Singkawang yang ada di Kalbar.

Produk tersebut didatangkan dari Malaysia. Muslimin meminta masyarakat Singkawang khususnya yang Muslim, untuk tidak terlalu resah. Namun, harus berhati-hati dan waspada terhadap semua produk pangan yang dijual di pasaran di Kota Singkawang.

Terkait dengan temuan itu, Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Singkawang Achmad Kismed berkata pihaknya sudah memberi pembinaan kepada pedagang yang bersangkutan.

“Jika memang produk lokal, kami minta pengusahanya menampilkan label yang menegaskan jika makanan itu mengandung babi,” ujar Achmad.

Namun, jika produk tersebut didatangkan dari luar Singkawang tanpa label serta tanpa peringatan mengandung babi atau tidak, kepada pedagang diminta untuk tidak menerima produk tersebut.

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini