MATA INDONESIA, JAKARTA – Awal dari kasus-kasus intoleransi kemudian menjadi radikalisme salah satunya menanamkan kebencian kepada para pemimpin.
Hal itu diungkapkan juru dakwah Miftah Maulana Habiburrahman yang dikenal banyak orang dengan panggilan Gus Miftah.
Jika ada kebijakan pemimpin yang dinilai salah sampaikanlah kritik dengan nada yang lembut.
Gus Miftah mengaku beberapa kali mengritik kebijakan Presiden Jokowi tetapi dengan ‘watawa saibil haq watawa saibil sabr’ dengan cara yang baik.
“Contoh waktu itu Presiden mau membuat keputusan legalisasi miras. Waktu itu Saya tidak setuju karena keharaman khamr dalam Al Quran itu mutlak,” ujar Gus Miftah dalam podcast di BNPT, Sabtu 23 April 2022.
Menurut Gus Miftah satu hari kemudian Menteri Sekretaris Negara, Pratikno mengabarinya bahwa peraturan legalisasi minuman keras itu dibatalkan Presiden Jokowi.
Dari pengalaman itu mengungkapkan Presiden Jokowi tidak antikritik.