Warga Singapura Masuk Palembang, Langsung Diperiksa Tim Kesehatan

Baca Juga

MINEWS.ID, PALEMBANG – Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang bertindak cepat memeriksa awak kapal dari Singapura yang melakukan bongkar muat di Pelabuhan Boom Baru, Palembang.

“Pemeriksaan tersebut untuk mencegah penyebaran virus cacar monyet atau ‘monkeypox’ melalui awak kapal,” kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang, Marjunet di Palembang, Jum’at 17 Mei 2019.

Selain di pelabuhan, pemeriksaan serupa juga dilakukan di Bandara Sutan Mahmud Badaruddin (SMB) II.

Petugas melakukan pengawasan ketat setiap penumpang pesawat yang datang dari luar negeri terutama dari Singapura akan diperiksa kesehatannya.

Salah satu caranya adalah menempatkan petugas kesehatan dan alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) di pintu kedatangan internasional.

Kedatangan penumpang pesawat udara dari Singapura ke kota itu setiap hari sekitar 100 orang.

Jika ditemukan penumpang pesawat atau awak kapal yang terindikasi cacar monyet, akan diisolasi agar penyakit itu tidak menyebar.

Seperti diberitakan kasus cacar monyet terjadi di Singapura. Dialami seseorang yang baru pulang dari sebuah negara di Afrika.

Virus itu ditimbulkan dari mengonsumsi daging binatang liar dengan cara dipanggang.

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini