MATA INDONESIA, JAKARTA – Virus corona atau Covid-19 terus bermutasi dan berkembang di Indonesia.
Baru-baru ini, varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron BA.2 yang juga dijuluki ‘Son of Omicron’ telah menginfeksi 332 orang di Indonesia.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan kasus itu terdeteksi melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair).
Son of Omicron tak terpantau memicu kenaikan kasus di Indonesia.”Sampai saat ini kita lihat ada negara-negara yang melaporkan lebih dari 50 persen varian BA.2 bersirkulasi di negaranya. Termasuk Brunei Darussalam, Bangladesh, India, Cina,” ujarnya.
Son of Omicron membuat kasus Covid-19 di Amerika Serikat dan Eropa juga kembali meningkat. Meski lebih ringan daripada Omicron, sub varian BA.2 lebih menular.
Mantan ahli epidemiolog Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Professor Adrian Estermen menyebutkan, Son of Omicron lebih menular sekitar 1,4 kali daripada varian asli BA.1. Angka reproduksi dasar (R0) untuk BA.1 sekitar 8,2, sedangkan R0 untuk BA.2 sekitar 12.
“Ini membuatnya mirip dengan campak, penyakit paling menular yang kita ketahui,” ujar Prof Esterman, Sabtu 9 April 2022. .
Profesor kedokteran molekuler di Scripps Research Institute California Eric Topol juga mengatakan peningkatan kasus Covid-19 berhubungan dengan merebaknya Omicron BA.2.
Subvarian BA.2 memang lebih mudah menular dari BA.1, tapi penyebarannya juga lebih cepat akibat adanya pelonggaran mitigasi dan berkurangnya kekebalan dari vaksin.
“Semuanya saling terikat dan jelas mengarah pada lonjakan kasus, termasuk di AS,” kata dia.
Prof Topol pun mengingatkan varian BA.2 dapat memperpanjang pandemi. Bahkan, keberadaannya dapat membuka jalan baru untuk munculnya varian lain di bulan-bulan mendatang.