Viral, Video Mendoktrin Anak SMP Agar Tak Takut Aparat Saat Demo

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah video viral menunjukkan sekelompok ibu-ibu ‘menyuci otak’ bocah SMP bernama Dafi usai mengikuti unjuk rasa yang berakhir chaos. Meski anak itu menderita luka robek akibat lemparan batu tetapi suara perempuan yang menyebut namanya Mega justru memujinya sebagai anak hebat.

Dafi yang masih polos, terlihat dari raut wajahnya, sama sekali tidak memedulikan rasa sakit akibat luka di perut bagian kirinya saat diajak berkomunikasi oleh Mega dan Pepih.

Video itu diambil di rumah Mega selepas demo, karena perban yang menempel di perut Dafi tampak masih putih bersih.

Dari video tersebut diketahui Dafi selalu mengikuti setiap demonstrasi melawan pemerintah dan semunya atas biaya sendiri, seperti dia lakukan belum lama ini.

Begitu juga saat dia mengikuti demonstrasi di Bandung, juga dengan biaya sendiri, padahal saat itu dia hanya mengantongi uang Rp 10 ribu. Mendengar pernyataan Dafi suara di belakang Mega menyerukan takbir.

Takbir itu sepertinya bentuk kekaguman mereka atas kegigihan Dafi tanpa uang cukup tetapi nekat ke Bandung untuk melihat persidangan orang yang dia puja. Beruntung dia bisa pulang ke Cibinong karena ada yang memberi tumpangan.

Dia mengaku menumpang truk-truk besar untuk sampai ke lokasi demonstrasi. Begitu juga pulangnya berusaha mencari tumpangan. Dafi yang yatim itu mengaku ibunya tidak pernah melarang dia mengikuti setiap demonstrasi.

Mega yang dari suaranya diperkirakan masih di usia 30 -an tersebut, semakin menyemangati Dafi ketika bocah kelas 2 SMP di Cibinong itu akan terus mengikuti setiap demonstrasi melawan pemerintah.

Ketika perempuan itu menyebutkan nama seseorang yang mereka hormati, Dafi langsung mengucapkan takbir.

Mega pun berpesan Dafi agar setiap mengikuti demonstrasi agar mencari dia dan menghubunginya sambil menyampaikan pernyataan kepada guru Dafi agar muridnya itu tidak mendapat hukuman karena mengikuti demonstrasi.

Tak sekalipun Mega, mengingatkan bahaya yang mengancam bocah seperti Dafi jika mengikuti demonstrasi, apalagi saat berakhir chaos.

Bahkan, Mega seperti meniru cara kelompok radikal mendoktrin pengikutnya sehingga tidak mempedulikan kesatuan dan persatuan serta membahayakan negara dan bangsa Indonesia.

Kisah Dafi harus dijadikan peringatan bagi orang tua seluruh Indonesia terhadap gerakan yang tidak bertanggungjawab kepada generasi penerus bangsa seperti siswa SMP kelas 2 itu. Sebab tujuan sebenarnya adalah memecah bangsa dengan jargon dan simbol-simbol agama.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini