MATA INDONESIA, JAKARTA – Salah satu varian baru hasil mutasi Virus SARS-Cov-2 yang menjadi perhatian ilmuwan Indonesia adalah C.1.2. Peneliti mikrobiologi pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sugiyono, menilai varian itu tidak lebih berbahaya dari varian of interest (VOI) maupun varian of concern (VOC) yang sudah diklasifikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan belum masuk Indonesia.
Varian yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan tersebut, menurut Sugiyono, saat ini diberi status alerts for further monitoring.
Menurutnya varian yang masuk daftar VOI adalah eta, iota, kappa, lambda dan mu. Sedangkan yang masuk dalam VOC adalah alpha, beta, gamma dan delta.
VOI biasanya terdiri varian baru yang harus diamati lebih lanjut karakternya. Sedangkan VOC merupakan varrian hasil mutasi yang memiliki karakteristik lebih dari varian yang sudah ada.
“Tetapi sekali lagi tidak perlu panik berlebihan karena walau varian ini memiliki mutasi-mutasi kunci, namun dampak fenotipik maupun epidemiologisnya belum jelas,” ujar Ketua Tim Whole Genom Sequencing BRIN itu, Jumat 17 September 2021.
Varian yang diidentifikasi pertama kali di Afrika Selatan tersebut hingga kini belum tercatat masuk Indonesia.