MATA INDONESIA, JAKARTA – Vaksinasi Covid19 untuk lansia sangat lambat karena baru 8,41 persen yang sudah mendapatkannya. Ternyata ada masalah serius yang jadi penghambat.
Hasil studi edukator Covid19, Firdza Radiany, Neser Ike dan Pritani Astari menyimpulkan perlu pendekatan khusus agar Vaksinasi Lansia berjalan lebih cepat lagi.
Apalagi, saat ini lansia merupakan prioritas vaksinasi karena kelompok itu yang memberi tekanan besar terhadap rumah sakit karena hampir 50 persen pasien Covid19 membutuhkan fasilitas kesehatan adalah lansia.
Selain itu, lansia juga mendominasi angka kematian akibat Covid19 terutama mereka yang sudah memiliki komorbid.
Namun, tampaknya mereka tidak menyadari hal tersebut karena menurut ketiga edukator Covid19 itu.
“Sebesar 64 persen lansia berpendidikan rendah, sehingga perlu pendekatan khusus untuk mengedukasi pentingnya vaksinasi Covid19 dalam rangka meningkatkan partisipasi,” ujar Firdza, Senin 12 April 2021.
Proses pendaftaran vaksinasi yang melalui internet semakin menambah lambatnya program itu karena hanya 3,4 persen lansia merupakan penggunan internet.
Hal itu juga diperparah dengan 25,7 persen lansia yang sangat tergantung pada orang lain (Riset Kesehatan Dasar 2018) sehingga sulit melakukan mobilisasi untuk vaksinasi.
Apalagi, 9,38 persen lansia tercatat tinggal sendirian juga menyulitkan yang bersangkutan mengakses fasilitas kesehatan.
Maka mereka menganjurkan pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat segera melakukan pemetaan demografi dan perilaku lansia.
Sebab, semakin memahami kelompok lansia, semakin mengerti juga bagaimana sebaiknya sebuah program vaksinasi di setiap daerah itu yang cocok bagaimana.