MATA INDONESIA, SURABAYA – Realisasi vaksinasi di Surabaya jauh dari target yang sudah ditetapkan.
Masalahnya adalah kecepatan internet di fasilitas kesehatan dinilai sangat rendah sehingga menimbulkan masalah saat melakukan pencatatan melalui aplikasi yang tersedia.
Selain itu, rendahnya realisasi vaksinasi Covid19 di kota karena calon penerima vaksin datang tidak sesuai jadwal yang diberikan.
Hal lain yang membuat rendahnya pencapaian vaksinasi tersebut adalah data yang diperoleh fasilitas kesehatan sebagai penyelenggara vaksinasi tidak sesuai kondisi yang sebenarnya.
Banyak calon penerima vaksin adalah orang yang sudah sembuh dari Covid19, bahkan beberapa sudah menerima vaksin di tempat lain.
Hal lain yang menyumbang rendahnya realisasi vaksinasi tersebut adalah kapasitas ruang tunggu fasilitas kesehatan yang sempit.
Maka Kepala Perwakilan Ombudsman Jawa Timur, Agus Muttaqin, setelah melakukan inspeksi mendadak ke fasilitas vaksinasi tersebut memberi rekomendasi agar Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Kota Surabaya serta beberapa organisasi profesi tenaga kesehatan beramai-ramai melakukan edukasi serta mendorong tingkat kehadiran tenaga kesehatan penerima vaksin.
“Ombudsman minta agar bandwith internet di masing-masing fasilitas kesehatan ditambah untuk memudahkan pembaruan data,” ujar Agus, Selasa 2 Februari 2021.
Fakta itu diperoleh dari hasil inspeksi ke satu rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya dan sembilan puskesmas.
Dia berharap dalam beberapa hari mendatang sudah ada perbaikan dari semua kelemahan tersebut.
