MATA INDONESIA, JAKARTA – Metode yang disebut dengan Vaksin Nusantara tidak pantas disebut karya bangsa Indonesia karena pemilik paten dan risetnya dikerjakan peneliti asing Aivita Biomedical, sebuah start up kecil di Irvine, kota pinggiran California.
Pesan dari epidemiolog Dr. Pandu Riono itu diterima Mata Indonesia News, Kamis 15 April 2021.
“@BPOM_RI mengungkap semua komponen utama harus diimpor, pemilik paten adalah
@AIVITABio, riset dikerjakan peneliti asing, ada masalah pada data. Aneh, kalau ada yg masih bilang produk karya bangsa Indonesia, dan membuta percaya vaksin nusantara. @KemenkesRI harus bertindak tegas,” ujar Pandu.
Dia mengungkapkan, pengembangan sel dendritik seperti dilakukan Aivita Biomedical
berfokus pada immunotherapy beberapa jenis kanker.
Penelitian terus berjalan, sudah memberikan harapan, karena kondisi imun manusia dengan kanker tertekan, sehingga tumor tumbuh pesat.
Pandu juga mengungkapkan penanggung jawab vaksin tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan detail tentang proses penelitian yang diajukan Komnas Obat.
@BPOM_RI mengungkap semua komponen utama harus diimpor, pemilik paten adalah @AIVITABio , riset dikerjakan peneliti asing, ada masalah pada data. Aneh, kalau ada yg masih bilang produk karya bangsa Indonesia, dan membuta percaya vaksin nusantara. @KemenkesRI harus bertindak tegas pic.twitter.com/4RkyneVkZ7
— Juru Wabah (@drpriono1) April 14, 2021