Usai Bubarkan Demonstrasi, Militer Myanmar Lakukan Penggerebekan

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan saat melakukan penggerekan di kota utama Yangon, Sabtu (6/3) malam waktu setempat. Myanmar tengah terjatuh dalam kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada awal Februari.

Aksi demonstrasi pun tak dapat terelakkan. Berbagai lapisan masyarakat turun ke jalan mendesak junta militer melepaskan kekuasaan. Aksi demonstrasi ini pula yang kemudian mencekik bisnis dan melumpuhkan pemerintahan.

Media lokal melaporkan bahwa polisi menembakkan gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan protes di Yangon, kota terbesar di Myanmar pada Sabtu (6/3). Tidak ada laporan korban jiwa, baik meninggal dunia maupun luka.

Hingga Minggu dini hari, penduduk mengatakan tentara dan polisi bergerak ke beberapa distrik di Yangon, melepaskan tembakan. Mereka menangkap setidaknya tiga orang di Kotapraja Kyauktada, kata penduduk di sana. Mereka tidak tahu alasan penangkapan itu.

“Mereka meminta untuk mengeluarkan ayah dan saudara laki-laki saya. Apakah tidak ada yang akan membantu kami? Apakah kamu bahkan tidak menyentuh ayah dan saudaraku. Bawa kami juga jika kamu ingin mengambilnya,” teriak seorang perempuan ketika dua dari mereka dibawa pergi, melansir Reuters, Minggu, 7 Maret 2021.

Militer juga datang mencari pengacara yang bekerja untuk partai Aung San Suu Kyi, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), akan tetapi tidak dapat menemukannya, kata seorang anggota parlemen yang sekarang dibubarkan, Sithu Maung, dalam sebuah postingan Facebook.

Lebih dari 1,700 orang telah ditahan di bawah perintah junta militer, berdasarkan laporan kelompok advokasi Asosiasi Bantuan Tahanan Politik. Sementara sebanyak 54 demonstran dilaporkan meninggal dunia (4/3).

“Tahanan dipukul dan ditendang dengan sepatu bot militer, dipukuli dengan tongkat polisi, dan kemudian diseret ke dalam kendaraan polisi. Pasukan keamanan memasuki daerah pemukiman dan mencoba untuk menangkap pengunjuk rasa lebih lanjut dan menembak ke rumah, menghancurkan banyak hal!” kata seorang sumber.

Pembunuhan, tindakan represif, dan penangkapan yang dilakukan oleh junta militer memicu kemarahan negara-negara Barat dan menuai kecaman negara-negara Asia Tenggara. Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya telah memberlakukan sanksi kepada junta militer.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini