MATA INDONESIA, BRUSSEL – Uni Eropa belum membuat pesanan baru untuk vaksin AstraZeneca ketika kontrak mereka akan berakhir pada Juni 2021. Hal ini dikatakan oleh Komisaris Pasar Internal Eropa, Thierry Breton.
Breton juga mengungkapkan bahwa saat ini Uni Eropa sudah menjalin kesepakatan dengan raksasa farmasi Pfizer – BioNTech. Ia berharap, biaya vaksin Pfizer-BioNTech lebih tinggi daripada versi sebelumnya.
“Kami tidak memperbarui pesanan setelah Juni. Kami akan lihat apa yang akan terjadi,” tegas Breton kepada radio France Inter. Ia juga tidak mengesampingkan potensi pembaruan pada tahap berikutnya.
Komisi Uni Eropa bulan lalu meluncurkan tindakan hukum terhadap AstraZeneca lantaran abai terhadap kontraknya untuk menyediakan vaksin COVID-19 dan pengiriman tepat waktu.
Kekhawatiran telah meningkat pada potensi efek samping dari vaksin AstraZeneca, menyusul telah ditemukannya 18 laporan pembekuan darah yang sangat langka di otak yang terjadi pada orang setelah beberapa hari mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca.
Pada Jumat (7/5), regulator obat-obatan Eropa mengatakan tengah meninjau laporan gangguan degenarasi saraf langka pada orang-orang menerima suntikan vaksin AstraZeneca –sebuah langkah yang dilakukan setelah menemukan vaksin tersebut mungkin telah menyebabkan kasus pembekuan darah yang sangat langka.
Sementara regulator telah menyatakan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar daripada risikonya, beberapa negara Eropa telah membatasi penggunaan untuk kelompok usia yang lebih tua atau menghentikan penggunaan sama sekali.
“Kami memvaksinasi dengan vaksin AstraZeneca di Prancis dan di Eropa. Kami harus terus melakukan ini karena itu akan membantu kami keluar dari krisis,” kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
“Tetapi untuk pesanan di masa mendatang, untuk merespons khususnya terhadap varian, kami melihat bahwa vaksin lain sekarang lebih efektif, jadi ini menandakan pragmatisme Eropa yang saya sambut dengan baik,” sambungnya.
Uni Eropa menandatangani kontrak baru dengan Pfizer-BioNTech untuk menerima 1,8 miliar dosis vaksin Covid-19 untuk periode 2021-2023.