Umumkan Kasus Pertama Covid-19, Korea Utara Lockdown Kota Kaesong

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memberlakukan lockdown di Kota Kaesong yang berada di dekat perbatasan dengan Korea Selatan. Hal itu dilakukan setelah dirinya mengumumkan kasus pertama covid-19 di negaranya.

Korea Utara juga memberlakukan status darurat maksimum dan mengumpulkan para pejabat politburo. “Telah terjadi situasi kritis karena virus ganas itu bisa dibilang sudah masuk ke negara kita,” ujar Kim.

Mengutip Associated Press (AP), pengumuman Lockdown disampaikan oleh kantor berita pemerintah Korea Utara KCNA (Korean Central News Agency) pada Jumat 24 Juli 2020 sore.

Kasus pertama virus corona ini kemungkinan besar dibawa oleh seseorang yang sudah positif COVID-19, dan melintas batas secara ilegal dari Korea Selatan ke Korea Utara.

Lockdown di Kaesong menjadi tindakan pertama yang dilakukan pemerintah Korea Utara untuk menghentikan penyebaran virus corona di negara itu.

Sebelumnya meski mengatakan tidak ada kasus virus corona, namun Korea Utara sejak awal tahun lalu menutup hampir semua lalu lintas perbatasan, melarang turis asing dan memobilisasi petugas kesehatan untuk melakukan karantina kepada siapa pun yang diduga mengalami gejala COVID-19.

Kaesong, sebuah kota dengan penduduk sekitar 200 ribu orang yang berada di Provinsi Hwanghae Utara, terletak di dekat perbatasan antara Korut dan Korsel. Kota ini pernah menjadi lokasi industri yang dikelola Korut dan Korsel. Namun kompleks industri ini ditutup Korea Utara pada tahun 2016 setelah Korea Selatan mengkritik peluncuran rudal Korea Utara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pusaran Konflik di Pantai Sanglen Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Berangkat dari penutupan akses masuk Pantai Sanglen, Kemadang, Gunungkidul, yang dilakukan oleh Kraton Yogyakarta dan Obelix. Warga setempat, yang selama ini memanfaatkan lahan Pantai Sanglen untuk bertani dan mencari nafkah, merasa terpinggirkan. Mereka khawatir pengembangan pariwisata berskala besar akan mengabaikan kesejahteraan masyarakat lokal dan merusak lingkungan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini