Turki Kembangkan Alat Pendeteksi Varian Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Varian jenis baru covid-19 yang berasal dari Inggris, Afrika Selatan dan Brasil terus mengintai negara lain. Nah, ilmuan dari Turki mengembangkan alat pendeteksi varian baru tersebut agar bisa menghentikan penyebarannya.

Dr. Osman Doluca dari Universitas Ekonomi Izmir mengatakan universitas dan perusahaan bioteknologi lokal Genz Biotech memutuskan untuk bekerja sama mengembangkan kit tersebut lima bulan lalu.

Doluca mengatakan pada percobaan pertama bulan lalu, alat tersebut berhasil mendeteksi tiga varian.

Menekankan pentingnya menentukan mutasi Covid-19 dalam pengobatan, Doluca mengatakan metode polymerase chain reaction (PCR) digunakan untuk mendeteksi virus dan sementara tes dilakukan, sebagian kecil dari RNA virus diperiksa.

“Dengan menginterpretasikan hasil PCR dengan perangkat lunak yang kami kembangkan, mudah dipahami apakah sampel yang diambil dari pasien adalah varian Afrika Selatan, Brasil, Inggris, atau varian tipe liar pertama,” ujarnya.

Selama pandemi, kata dia banyak perusahaan bioteknologi mengembangkan alat diagnostik. “Namun, keuntungan terpenting dari alat pendeteksi yang kami siapkan adalah meminimalkan risiko mengeluarkan hasil negatif palsu,” katanya.

Sejak pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina, pada Desember 2019, virus corona telah merenggut lebih dari 3,2 juta nyawa di 192 negara dan wilayah, menurut data Universitas Johns Hopkins AS. Lebih dari 153 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan pemulihan mencapai hampir 90 juta.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Penanganan Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata Lambat, Arpi Kembali Gelar Aksi

Mata Indonesia, Sleman - Aliansi Rakyat Peduli Indonesia (ARPI) kembali menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kejaksaan Negeri (Kejari) Sleman. Massa mendesak Kejari Sleman untuk segera menetapkan tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana hibah pariwisata tahun 2020.
- Advertisement -

Baca berita yang ini