Tuan Guru, Pemimpin Muslim Afsel dari Indonesia

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Warga dan Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) ternyata tidak pernah melupakan bangsa Indonesia seperti pada peluncuran buku ‘From the Spice Island to Cape Town: Life and Times of Tuan Guru’ di Cape Town. Buku itu merawat ingatan warga di selatan Afrika terhadap pemimpin umat dari Tidore, Maluku, Indonesia.

“Secara tidak langsung, buku ini adalah manifestasi nyata dari hubungan sejarah yang kuat antara kedua negara,” kata Dubes RI di Pretoria Salman Al Farisi dalam keterangan tertulisnya, Selasa 19 Maret 2019.

Dia berharap pustaka ini akan semakin memperkaya ingatan publik atas pentingnya hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan.

Salman yang menghadiri acara peluncuran buku itu menyatakan Tuan Guru yang bernama asli Abdullah Qadhi Abdusallam adalah ulama keturunan Indonesia yang mendakwahkan Islam di Afsel.

Tuan Guru yang lahir pada 1712, tiba di Cape Town dengan Kapal VOC, Zeepard pada 1780 saat sudah berusia 68 tahun.

Pemerintah Belanda mengirimnya ke negara itu karena diasingkan dan sebagai upaya menghalangi interaksinya dengan Inggris, musuh bebuyutan Belanda pada era kolonialisme di Indonesia.

Dalam pengasingannya, Tuan Guru mendirikan madrasah pertama di Afsel pada tahun 1793. Tak lama sesudahnya dia membangun masjid pertama di Afrika Selatan yang diberinama “Masjid ul-Awwal.”

Abdullah Qadhi adalah seorang hafiz quran (penghafal Quran). Maka, saat dia di dalam penjara Pulau Robben Tuan Guru menuliskan lagi surah Al Quran yang dihafalnya.

Ulama besar itu juga menulis karya lain yaitu “Ma’rifat wal Iman wal Islam” (Pengetahuan Iman dan Agama) setebal 613 halaman, yang kini menjadi panduan Muslim di Cape Town belajar Islam.

Dia adalah lelaki yang sangat dihormati di Afrika Selatan. Apalagi para pendatang muslim seperti dirinya telah menjadi bagian perjuangan Afsel membebaskan diri dari kolonialisme.

Dubes Salman Al Farisi menyampaikan selamat kepada penulis buku yang telah secara artikulatif menyelami kembali hidup dan kontribusi Tuan Guru bagi Afrika Selatan. Dubes RI meyakini bahwa buku ini akan memperkaya pengetahuan kedua bangsa.

Penulis buku Shafiq Morton adalah seorang jurnalis foto, editor, dan presenter radio/TV yang telah memiliki pengalaman puluhan tahun dan memenangkan berbagai penghargaan.

Dia juga telah meliput berbagai topik seperti kampanye anti-apartheid, pembebasan Nelson Mandela, dan pemilihan umum Afsel 1994. Tahun 2008, Morton memenangkan Penghargaan Vodacom National Award untuk kategori media komunitas dan penghargaan regional pada tahun 2010.

Peluncuran buku itu juga untuk menyemarakkan rangkaian kegiatan peringatan 25 tahun hubungan diplomatik RI-Afrika Selatan sepanjang tahun 2019.

Berita Terbaru

Pemerintah Berikan Paket Stimulus Demi Jaga Daya Beli Masyarakat TerdampakPenyesuaian PPN 1%

Oleh : Rivka Mayangsari*) Perekonomian global dan domestik yang terus menghadapi ketidakpastian menuntut kebijakan yang cerdas dan tepat sasaran untuk menjaga daya...
- Advertisement -

Baca berita yang ini