Transplantasi Sumsum Tulang Diklaim Sembuhkan Penderita HIV dan AIDS

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penyakit HIV dan AIDS diklaim bisa disembuhkan melalui transplantasi sumsum tulang. Hal itu dibuktikan setelah dua orang penderita penyakit tersebut menerima transplantasi. Pasien kedua berasal dari London, Inggris dan yang ketiga berada di Düsseldorf, Jerman.

Melansir Live Science pada Kamis 7 Maret 2019, pasien London didiagnosis VIV/AIDS pada 2003. Namun, laporan kasus yang dimuat dalam jurnal Nature edisi 5 Maret 2019 menyebutkan bahwa dia dianggap sembuh setelah melakukan transplantasi sumsum tulang khusus.

Namun, para ilmuwan mengingatkan bahwa terlalu dini mengatakan pria itu sembuh dari HIV. Yang pasti, pasien tersebut telah mengalami remisi jangka panjang dari virus, tanpa perlu pengobatan selama 18 bulan.

Sebelumnya, seorang pasien HIV pertama yang berasal di Berlin menerima prosedur serupa di 2007. Dia dinyatakan bebas HIV selama lebih dari satu dekade.

“Kami telah menunjukkan bahwa pasien Berlin bukan anomali dan itu benar-benar pengobatan yang menghilangkan HIV pada dua orang ini,” kata penulis utama Dr. Ravindra Gupta yang merupakan profesor di Divisi Infeksi dan Kekebalan, University College London.

Para peneliti juga mengumumkan kemungkinan kesembuhan ketiga. Pasien di Düsseldorf, Jerman juga menerima transplantasi sumsum tulang dan diklaim sembuh dari penyakitnya.

Namun, pernyataan dari petugas terkait menyatakan bahwa pasien tersebut baru 3,5 bulan tidak mengonsumsi obat HIV. Sehingga, terlalu dini untuk mengetahui bahwa dia sudah sembuh atau belum.

Mengingat berisikonya prosedur ini, transplantasi tersebut tidak bisa dijadikan perawatan standar untuk penderita HIV. Jika dilihat tujuan aslinya di ketiga kasus tersebut, prosedur itu sesungguhnya digunakan hanya untuk mengobati kanker bukan HIV. Misalnya, pada pasien London yang menderita limfoma Hodgkin.

Selain itu, sel-sel induk yang digunakan untuk transplantasi berasal dari donor yang memiliki mutasi genetik relatif langka dan memberikan resistensi terhadap HIV. Mutasi ini mencegah HIV tidak masuk dalam sel manusia dan tidak menyebabkan infeksi.

Sekalipun, para pasien terbaru ini masih mendapatkan pemantauan untuk melihat apakah mereka bisa benar-benar sembuh, ini menjadi harapan baru bagi pengobatan HIV. Dokter-dokter juga masih mencari tahu apakah prosedur ini bisa mengembangkan perawatan untuk melawan HIV yang bisa digunakan untuk lebih banyak pasien di dunia.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini