Tragis! Siswa Ini Dibantai Gurunya Hanya karena Tak Bisa Hafalan

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Sungguh tragis nasib siswa bernama Hunain Bilal (17) asal Lahore, Pakistan ini. Ia tewas setelah dianiaya secara brutal oleh gurunya karena masalah sepele.

Bilal mendapat perlakuan keji itu karena ia tak mampu menghafal pelajaran di sekolah. Kemudian, sang guru marah dan mulai menghajar Bilal tanpa ampun.

Mengutip Sputnik, peristiwa ini terjadi pada Kamis 5 September 2019 lalu. Bilal sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong akibat parahnya luka setelah dipukuli secara brutal.

Kematian Bilal kemudian tersiar, dan membuat tagar #JusticeForHunian menggema serta menduduki peringat teratas di media sosial Twitter.

Menurut pengakuan sepupunya, Rimsha Naeem melalui akun media sosialnya, kepala bilal dibenturkan di dinding dan ditampar berkali-kali oleh sang guru.

“Sepupuku yang berusia 17 tahun, telah dipukul secara brutal oleh gurunya di sekolah hingga tewas,” tulis Naeem dalam akun Twitter @badgirlrimi miliknya.

Naeem bahkan melihat secara langsung, saat Bilal kesulitan bernapas setelah dianiaya sang guru. Bukannya berhenti, guru bernama Kamran Hashmi itu malah menyebut Bilal sedang bersandiwara, dan terus memukulinya.

Rekan sekelas Bilal sempat coba menghentikan aksi brutal si guru itu. Namun, Bilal sudah didapati terkapar di lantai, kemudian dilarikan segera ke rumah sakit.

Menurut pengakuan pihak sekolah, Bilal pingsan karena tekanan darahnya rendah. Namun, Naeem menduga Bilal sudah tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Menteri Urusan Ekonomi Pakistan Hammad Azha menanggapi kasus yang menimpa remaja Lahore itu. Azhar mengucapkan keprihatinannya dan rasa bela sungkawa kepada keluarga korban.

Kepada Naeem sebagai perwakilan keluarga, Azhar berjanji untuk memantau pekembangan kasus ini secara khusus. Dirinya juga menjanjikan untuk mendorong tinjauan kembali undang-undang tentang hukuman fisik di sekolah.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini