Tolak Mandat Vaksin, Ribuan Demonstran Padati Gedung Parlemen Kanada

Baca Juga

MATA INDONESIA, OTTAWA – Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di depan Gedung Parlemen Kanada pada Sabtu (29/1) dalam demonstrasi damai.

“Konvoi Kebebasan” awalnya menentang mandang vaksinasi yang ditetapkan oleh pemerintah PM Justin Trudeau, namun berubah menentang kebijakan pemerintah yang dianggap terlalu ketat.

Demonstrasi yang diinisiasi oleh para pengendara truk yang terorganisir berangkat akhir pekan lalu dari provinsi barat British Columbia. Konvoi itu mengalir dalam jumlah besar dalam perjalanan ke Ottawa.

Konvoi itu diselenggarakan sebagai tanggapan terhadap peraturan yang diterapkan oleh pemerintah yang mewajibkan para pengemudi truk yang kembali dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan bukti vaksinasi Covid-19.

Mobil pribadi dan truk pick-up jauh melebihi jumlah truk berat yang membentuk konvoi di hari-hari pertamanya. Sepanjang Sabtu, kendaraan-kendaraan tersebut memadati jalan-jalan di dalam dan sekitar Gedung Parlemen, kebanyakan dari mereka membawa bendera atau rambu-rambu yang mencela tindakan kesehatan masyarakat terkait dengan pandemi.

Ribuan pengunjuk rasa berjalan kaki, banyak yang membawa tanda-tanda buatan tangan pada tongkat hoki, berjalan melalui kendaraan yang diparkir menuju halaman di depan Parlemen.

Beberapa dari para pengunjuk rasa membawa bendera Kanada terbalik; setidaknya satu bendera bergambar swastika. Udara dipenuhi dengan asap diesel dan suara klakson klakson.

Mandat vaksinasi untuk awak kapal, pekerja kereta api, dan maskapai penerbangan telah berlaku sejak 30 Oktober. Pada 15 Januari, mandat tersebut diberlakukan untuk para pengemudi truk yang kembali dari AS.

“Anda mungkin melihat beberapa rak kosong di toko kelontong Anda,” Erin O’Toole, pemimpin Partai Konservatif, melansir New York Times, Minggu, 30 Januari 2022.

“Itu karena Justin Trudeau menempatkan mandat bahwa semua pengemudi truk yang memasuki negara ini, baik Kanada atau Amerika, harus divaksinasi sepenuhnya,” sambungnya.

PM Trudeau menjelaskan bahwa protes tersebut tidak akan membuat pemerintahnya membatalkan mandat vaksin. Bagaimanapun, hal itu tidak akan memiliki efek praktis: Amerika Serikat mewajibkan vaksin bagi pengemudi truk Kanada yang melintasi perbatasannya mulai 22 Januari.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini