Tokoh Masyarakat Kampung Lani Nilai Kebijakan Otsus Bagus untuk Perkembangan Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, NABIRE – Revisi UU Perubahan Kedua atas UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Provinsi Papua atau UU Otsus Papua telah disetujui oleh DPR RI beberapa waktu lalu. Pasca pengesahan tersebut, dukungan terhadap kebijakan ini terus berdatangan.

Salah satunya datang dari Tokoh Masyarakat Kampung Lani, Distrik Teluk Kimi, Kabupateb Nabire, Papua yang bernama Dephianus Kogoya. Ia menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh pelaksanaan Otsus di Papua.

“Setelah disahkannya UU Otsus Papua maka seharusnya tidak ada alasan lagi untuk menolak Otsus Papua karena Otsus itu sendiri merupakan kebijakan yang bagus bagi perkembangan Papua,” ujarnya, Minggu 18 Juli 2021.

Dephianus mengungkapkan bahwa selama ini sebagian penduduk Papua menolak Otsus karena tidak puas dengan penyelenggaraan Otsus jilid I.

“Banyaknya penyelewengan yang dilakukan oleh pejabat pejabat daerah hingga Provinsi terhadap dana Otsus yang seharusnya diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan infrastruktur di Papua,” katanya.

Untuk mengatisipasi agar kejadian serupa tak terulang pada Otsus jilid II, ia pun menyarankan agar ada pembentukan badan khusus yang mengawasi dan mengontrol pelaksanaan Otsus di Papua.

“Sehingga apabila ada permasalahan terkait pelaksanaan Otsus dapat diklaim satu pintu kepada badan tersebut,” ujarnya.

Mengenai pemekaran Papua, Dephianus optimis Kabupaten Nabire bisa berkembang menyaingi provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa dan sekitarnya. “Karena Nabire sendiri memiliki potensi perekonomian yang sangat besar sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi kami beserta anak-anak kami ke depan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini