Salut! Pemain Inggris Jadi Sasaran Rasisme, Pangeran William Turun Tangan

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Tiga pemain Inggris menjadi sasaran rasisme usai pertandingan final Piala Eropa 2020 melawan Italia. Pangeran William pun turun tangan.

Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka menjadi sasaran rasisme setelah gagal mencetak gol dalam adu penalti lawan Italia. Alhasil, Inggris harus memendam impian untuk pertama kalinya juara Piala Eropa.

Usai laga, ketiganya mendapat komentar-komentar tak pantas di media sosial. Bahkan, mural Rashford di Manchester menjadi sasaran aksi vandalisme.

Setelah kekalahan lawan Italia, Pangeran William menyempatkan diri berkunjung ke kamar ganti pemain Inggris dan memberikan semangat. Hingga kini, The Duke of Cambridge itu terus berhubungan dengan Saka, Rashford, dan Sancho memberikan dukungan.

Pangeran Willian berdiskusi dengan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) bagaimana caranya menghilangkan rasisme dari sepak boka terutama di media sosial.

“Hal ini harus segera dihentikan dan semua yang terlibat harus mendapatkan hukuman setimpal. Fokus kami saat ini adalah memberikan dukungan pada para pemain. Sudah ada perbincangan pribadi yang dilakukan,” bunyi pernyataan Istana Buckingham, dikutip dari Express, Senin 19 Juli 2021.

Dalam beberapa tahun terkahir, Pangeran William terlibat dalam kampanye menghilangkan rasisme. Tiga tahun lalu, dia mendesak perusahaan teknologi memblokir orang-orang menyebarkan kalimat rasial di media sosial.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini